Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Mesin Tidak Mati, Kenapa Ride Hight Device Bikin Quartararo Berhenti Balap?

Mohammad Nurul Hidayah - Senin, 26 Mei 2025 | 16:45 WIB
Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Fabio Quartararo saat menyadari ada masalah di motornya pada MotoGP Inggris 2025, Minggu (25/5/2025)
ADRIAN DENNIS/AFP
Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Fabio Quartararo saat menyadari ada masalah di motornya pada MotoGP Inggris 2025, Minggu (25/5/2025)

Gridoto.com - Fabio Quartararo yang tampil mengesankan di race utama MotoGP Inggris 2025 harus menelan pil pahit.

Setelah unggul 5 detik lebih dari pembalap di belakangnya, Quartararo harus keluar dari balap karena masalah teknis.

Pembalap asal Perancis ini pun harus menempi dan mengakhiri lomba dengan rasa kecewa yang besar.

Awalnya banyak yang mengira mesin motornya mati dan motor tidak bisa digunakan.

Ternyata bukan, El Diablo menyebut kalau masalah yang dialaminya justru pada sistem di suspensi belakangnya.

Baca Juga: Komponen Laknat Jadi Penyebab Quartararo Batal Menang MotoGP Inggris 2025

"Ride height device-nya terkunci ke bawah, aku tidak bisa mengembalikannya, dan benar-benar rusak," ungkap Quartararo kepada Canal+.

Mungkin diantara kalian masih ada yang belum tahu apa fungsi dari ride hight device dan kenapa sampai bisa membuat pembalap mengakhiri lomba.

Ride hight device sendiri sebuah fitur untuk menurunkan posisi sok belakang motor MotoGP.

Fitur ini biasa digunakan pembalap ketika motor berakselerasi setelah keluar tikungan.

Dengan bagian belakang yang lebih pendek, pusat gravitasi motor juga menjadi lebih pendek.

Ini penyebab Fabio Quartararo gagal finis dan batal menang MotoGP Inggris 2025
MotoGP
Ini penyebab Fabio Quartararo gagal finis dan batal menang MotoGP Inggris 2025

Efeknya, daya cengkram ban belakang menjadi lebih bagus, akselerasi lebih cepat, dan motor tidak mudah wheelie.

Ride hight device diaktifkan oleh pembalap secara manual menggunakan tuas khusus.

Fitur ini akan non aktif (mengembalikan tinggi motor seperti semula) secara otomatis saat pembalap mengerem menjelang masuk tikungan.

Sebenarnya kejadian ride hight device bukan baru terjadi, sudah banyak pembalap jadi korban fitur ini sejak diperkenalkan.

Johann Zarco pernah menceritakan secara detail bagaimana rasanya mengendarai motor yang ride hight device nya macet saat motor dipendekan.

Baca Juga: Ini Rahasia Quartararo dan Yamaha Bisa Kencang di MotoGP Inggris 2025

Menurut Zarco, saat motor menjadi ceper akibat ride hight device macet, motor menjadi sulit untuk menikung.

"Kau harus hati-hati menikung, karena shockbreaker-nya seperti sudah tidak bisa bekerja. Jadi tinggal ban dan itupun bannya meluncur kesana kemari. Masuk tikungan jadi sulit," jelas rekan senegara Quartararo ini.

Saat motor sudah rebah dan menikung, masalah lain karena ride hight device macet juga akan muncul.

Menurut Zarco, bagian cover body bagian bawah akan lebih mudah bersentuhan dengan kerb karena posisi motor yang jadi lebih ceper.

Itu juga yang membuat pembalap menjadi lebih berisiko mengalami kecelakaan.

Karena beberapa efek tadi yang mungkin dirasakan, Quartararo lebih memilih mengakhiri lomba lebih cepat dengan segala kekecawaannya.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa