Selain itu Ezpeleta juga menitikberatkan masalah biaya, di mana Moto3 yang sekarang dirasa cukup mahal dibanding saat pertama kali kelas ini dibuat.
Bahkan angkanya sama saja dengan biaya kelas Moto2, padahal seharusnya jauh lebih murah dari kelas menengah tersebut.
Jadi motor baru Moto3 nanti haruslah dikondisikan sedemikian rupa, agar melahirkan kompetisi yang lebih hebat biaya dibandingkan yang sekarang.
"Kita tak boleh lupa bagaimana awalnya Moto3. Awalnya menggunakan mesin berbasis mesin yang sudah ada dengan biaya murah, seperti yang ada di Motocross dengan 450 cc-nya," ujar Ezpeleta.
Kemungkinan besar mesin Moto3 yang baru ini akan dibuat lebih besar dari sebelumnya, demi memangkas jarak dari mesin Moto2 yang memakai tiga silinder 765 cc.
"Usia dan postur pembalap memegang peran penting. Kelas ini awalnya untuk usia 15 tahun, tapi kami menaikkan batas umur di kejuaraan menjadi 18 tahun. Pembalap terus tumbuh dan kami harus merespons itu," lanjutnya.
Pembahasan mesin Moto3 ini akan sangat penting, karena mesin ini juga dipakai di ajang level junior seperti Rookies Cup dan Talent Cup.
Jadi perubahan yang terjadi di Moto3 nantinya juga akan mempengaruhi ajang junior di bawahnya.
Namun meski ingin berhemat, Ezpeleta tetap berpegang bahwa motor Moto3 haruslah tetap berasal dari basis mesin prototipe balap.
"Faktanya kelas ini terus mendukung kelas lebih tinggi ke depannya, kami harus mempertahankan karakter motor balap murni di Moto3," lanjut Ezpeleta.
"Kam harus mengesampingkan peluang lebih banyak mesin produksi, tapi masih banyak yang perlu didiskusikan, tapi kami akan mengesampingkan penggunaan motor produksi massal," jelasnya.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
| Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR