Baca Juga: Yamaha XMAX 2025 Meluncur dengan Sejumlah Fitur Baru, Desain Bagian Ini Berubah Drastis
“Untuk odometer analog, bisa dicek dari kondisi fisiknya. Biasanya ada bekas goresan, baret, sidik jari, atau kotoran di layar. Cek juga baut speedometer, kalau ada bekas buka obeng, patut dicurigai,” ujar Wira kepada GridOto.com, Kamis (15/5/2025).
Untuk versi digital, Ia mengungkapkan deteksinya lebih sulit, tapi tetap bisa dilakukan.
“Kalau digital, harus bongkar speedometer dan cek komponen dalam, terutama IC odometer. Biasanya ada bekas solderan kalau pernah dibuka,” jelasnya.
“Selain disolder, sistem manipulasi speedometer juga ada yang cuma dijepit. Nah, kalau cuma dijepit, itu lebih susah deteksinya,” tambah Wira.
Meskipun secara teknis bisa dicek, Wira bilang bahwa pengecekan ini jarang bisa dilakukan saat transaksi motor bekas.
“Bisa saja dicek odometernya dimanipulasi atau enggak, tapi kenyataannya jarang bisa dilakukan, karena biasanya penjual enggak bakal izinkan speedometernya dibongkar,” ujarnya.
Wira menekankan agar jangan hanya mengandalkan angka odometer saat membeli motor bekas.
“Perhatikan kondisi motor, mulai dari ban, tahun produksi ban, kondisi jok, mika speedometer, lampu, handgrip, dan lainnya. Cocokkan dengan tahun dan klaim odometernya,” jelasnya.
Sebagai contoh, motor dengan odometer cuma 2.000 KM tapi mika speedometernya sudah retak rambut, jelas bikin tanda tanya.
Kesimpulannya, jangan tergiur dulu dengan klaim kilometer rendah saat beli motor bekas, apalagi kalau belinya online.
Kalau memungkinkan, cek unit langsung atau minta bantuan mekanik terpercaya buat memastikan kondisi motor dan validitas odometer.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR