"Toyota bersyukur ya pencapaian penjualan kami untuk wholesales bisa meningkat 5,1% dibanding tahun lalu pada periode yang sama"
"Kalau bicara kemungkinan, saya masih optimis ada ya, meskipun dengan beberapa catatan jika kondisi bisa semakin positif," paparnya.
Lantas, apakah ada strategi khusus untuk menghadapi situasi saat ini? Apakah perlu treatment khusus untuk merayu masyarakat yang masih menggenggam duit agar bersedia membeli kendaraan?
Ia menyatakan tak ada hal khusus.
"Untuk saat ini, Toyota tidak memiliki strategi atau perlakuan khusus yang secara spesifik ditujukan untuk meyakinkan masyarakat agar membelanjakan uangnya"
"Namun, secara internal kami terus berdiskusi bersama jaringan dealer dan value chain untuk merumuskan strategi yang tepat"
"Fokus kami adalah menyediakan paket solusi mobilitas dan layanan purna jual yang kompetitif, untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang beragam dan terus berkembang," ulas Ernando.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto meminta penghapusan kuota impor barang yang masuk ke Indonesia.
Dikutip dari Presidenri.go.id, Prabowo telah memberikan instruksi langsung kepada jajaran terkait untuk menghilangkan mekanisme kuota yang dapat menghambat kelancaran perdagangan.
“Saya sudah kasih perintah untuk hilangkan kuota-kuota impor. Terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Presiden di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Menurutnya, kebijakan ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah untuk merampingkan birokrasi serta memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha.
Selain itu, Prabowo juga mengarahkan seluruh anggota kabinetnya untuk membuat aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih fleksibel dan realitis.
Orang nomor satu di Indonesia itu justru khawatir apabila TKDN dipaksakan dapat berpotensi memicu penurunan daya saing industri.
Meskipun dia mengakui kebijakan TKDN diberlakukan dengan niat baik dan demi kepentingan bangsa.
"Tapi kita harus realistis, TKDN dipaksakan akhirnya kita kalah kompetitif. TKDN fleksibel saja lah, mungkin diganti dengan insentif," tuturnya.
| Editor | : | Iday |
KOMENTAR