Bahkan ada bagian kakinya yang sedikit melepuh gara-gara panas yang dihadapinya di balapan dengan suhu trek mencapai 60 derajat Celcius tersebut.
Mir mengaku harus sering-sering melebarkan paha dan kakinya untuk mengurangi dampak panas di bagian mesin.
Lalu ada Fabio Di Giannantonio yang sukses menyelesaikan balapan utama, meski pada sprint sempat terpaksa mundur karena panas berlebih.
Untungnya pada hari Minggu masalah overheat mesin Ducati tidak lagi mengganggunya, sehingga ia masih bisa bertahan hingga akhir balapan MotoGP Thailand 2025.
"Kondisi eksternal ini benar-benar seperti neraka akhir pekan ini. Kami hampir terbakar habis di trek," ujar Diggia.
"Kami bekerja dengan hebat. Motornya benar-benar potensial dan meski dengan start dari belakang. Namun tubuhnya masih membatasi kami dari performa yang unik. Dibanding Sabtu, kami menemukan beberapa solusi untuk permasalahan panas, kami tak pernah menyerah," jelasnya.
Hal serupa juga diungkap Fabio Quartararo, yang kaki kirinya benar-benar kepanasan dan sempat berharap durasi balapannya dikurangi.
"Bagiku ini benar-benar di batasnya, jika tidak berlebihan. Bagian kiri, terutama kakiku, terbakar karena motornya," kata El Diablo.
"Mereka bisa berpikir soal memperpendek panjang balapannya. Beberapa lap dikurangi tentu tidak akan merusak pertunjukannya menurutku," tegasnya.
| Editor | : | Panji Nugraha |
| Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR