Teknologi SIPC bertugas mengontrol masuknya bahan bakar sesuai kebutuhan mesin.
Sedangkan SSS berfungsi memberi asupan udara lebih besar ketika mesin meraung di rpm tinggi.
Model pertama yang lahir di Indonesia sering disebut RGR Sprinter karena punya lampu belakang kotak.
Unitnya merupakan impor CBU dari Thailand. Di Negeri Gajah Putih motor itu bernama RG-V 150SS, yakni RG-V generasi kedua setelah RG-V 150S (1985-1991).
Saat meluncur di Indonesia, RGR 150 langsung menyedot perhatian. Sosoknya tampil keren dengan fairing setengah telanjang lengkap dengan pelindung mesin alias under cowl.
Baca Juga: Ariel Noah Naik Motor Gede Bergaya Klasik, Jangan Kaget Ya Sob Liat Harganya
Bentuk rumah lampu depan sedikit mengingatkan Suzuki Katana, dan bagian buritan masih kotak.
Namun selain desain, hal yang paling disukai dari RGR Spinter ialah mengusung mesin 150 cc, lebih besar dari RX-Z yang 135 cc.
Selain itu suspensi belakangnya sudah monoshock bukan model ganda. Sayang masa hidup RGR Sprinter tak lama.
Suzuki menyetop penyebarannya pada 1992, dan kemudian pada 1993 digantikan RGR 150 generasi kedua yaitu RGR 150 Crystal.
Perbedaan RGR 150 Crystal terletak pada lampu belakang dan sudah memakai full fairing.
Masa hidup RGR 150 Crystal juga tidak terlalu lama hanya tiga tahun sebab mulai berhenti dipasarkan pada 1995.
Tahun itu Suzuki mengganti RGR Crystal dengan model lanjutan yaitu RGR Tornado (19955-1997).
Mengapa disebut Tornado sebab lampu belakangnya sudah lebih modern seperti Tornado.
Secara keseluruhan bentuk bodinya juga lebih bulat dari dua varian pendahulunya.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR