Saat berada di lorong gelap disarankan menyalakan lampu utama atau cukup lampu sein saat ingin menepi dan berhenti.
Di samping itu juga sudah ada stoplamp dengan warna merah yang menyala lebih terang saat rem ditekan jika ingin berhenti.
Itu saja sudah cukup menjadi bentuk komunikasi dengan pengemudi di belakang.
Menyalakan lampu hazard saat berkabut
Pada kondisi ini pengendara sebetulnya cukup untuk menyalakan lampu kabut atau utama.
Baca Juga: Sering Dilakukan, Ini Sebabnya Jangan Nyalakan Lampu Hazard Mobil Saat Hujan Deras
Sementara itu, berikut adalah penggunaan lampu hazzard yang benar, masih menurut tim instruktur safety riding Astra Motor Yogyakarta:
-Kendaraan mengalami malfungsi yang menyebabkan berjalan lebih lambat atau berhenti (mogok).
-Memberi tahu dan memberi peringatan untuk kendaraan yang di belakangnya kalau di depan ada gangguan seperti, kecelakaan lalu lintas, tanah longsor, jalan berlubang dan lainnya.
-Terjadi sesuatu pada kendaraan yang ditumpangi, seperti ban bocor yang mengharuskan kendaraan segera menepi.
-Kendaraan berjalan di luar jalur yang seharusnya dilalui.
"Setelah mengetahui hal-hal di atas, diharapkan pengemudi tidak lagi mengikuti kebiasaan ’lumrah’ namun salah dalam penggunaan lampu hazard di jalan raya," kata Muhammad Ali Iqbal selaku Safety Riding Supervisor Astra Motor Yogyakarta.
“Jadikan keselamatan sebagai prioritas anda dan jangan lupa untuk selalu cari aman saat naik sepeda motor,” tutupnya.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR