GridOto.com - Ayah mendiang Marco Simoncelli, Paolo Simoncelli, mengungkap fakta suram soal kompetisi kelas junior yang menjadi cikal bakal pembalap yang punya cita-cita ke MotoGP.
Paolo Simoncelli secara blak-blakan mengungkap bahwa tidak semua pembalap di kelas junior adalah pembalap berbakat dan layak balapan.
Bos tim SIC58 Squadra Corse Moto3 ini menyinggung persaingan tinggi sejak level paling junior seperti di minibike.
Ajang junior yang awalnya bagus, perlahan menjadi tidak 100 persen menyaring bakat pembalap yang sebenarnya karena beberapa perubahan yang dibawa Federasi.
"Kupikir minibike adalah hal yang paling indah dan adil di dunia ini. Yang tidak kusuka adalah Federasi mengganti batas 14 tahun," kata Simoncelli, dilansir GridOto.com dari Motosan.es.
Minibike yang dulunya digunakan sampai usia 14 tahun, kini hanya digunakan untuk pembalap lebih terlalu muda dan nantinya akan naik kelas dalam waktu cepat.
"Sebelumnya anak hingga 14 tahun bisa mengendarai minibike dan belajar balapan, untuk bertarung,"
"Sekarang motor ini digunakan oleh anak lima atau enam tahun untuk mulai balapan, dan secara cepat berganti ke motor lebih besar dan menurutku itu tidak masuk akal," jelasnya.
Padahal motor minibike ini sangat bagus untuk meningkatkan skill para pembalap junior, sebelum mereka benar-benar siap untuk menggunakan motor yang lebih besar.
Baca Juga: Usia Pembalap MotoGP 2025, Acosta Bukan Termuda dan Marquez Bukan Tertua
"Sebelumnya kau mengendarai minibike sampai 14 tahun, sekarang kau bisa langsung ke motor lebih besar, menurutku itu tidak bagus," ungkapnya.
"Kau memang bisa melihat talenta sejak usia 5 atau 6, tapi itu harus berkembang sampai usia 10 tahun, kemudian barulah kau lihat passion di sana, jika anak-anak itu menyukainya," lanjutnya.
Yang disayangkan adalah pembalap yang harusnya menimba ilmu lebih lama dengan minibike, malah akselerasi dengan motor lebih besar terlalu dini.
"Tapi sekarang mereka tidak memakai minibike lagi, mereka lanjut ke trek gokart yang selalu balapan dengan kecepatan tinggi, mereka tidak belajar apapun soal bagaimana balapan di dalam kelompok, tapi soal bagaimana menyikut pembalap lainnya," tegas Simoncelli.
Dan saat transisi ke motor yang lebih besar, Simoncelli menyayangkan hanya sebagian pembalap berbakat saja yang bisa melakukannya.
Hal itu karena permasalahan biaya, sehingga sebagian kesempatan diisi oleh anak orang kaya yang menurutnya tidak semuanya berbakat.
"Bukan CIV atau CEV masalahnya, tapi motornya itu mahal sekali. Memang masih lebih murah dari mobil dan gokart, tapi keluarga normal hanya bisa menggunakan minibike saja untuk satu musim," sambungnya.
"Masalahnya ada banyak orang yang bekerja keras tapi tak punya kesempatan untuk membuktikan. Olahraga ini butuh banyak biaya dan hal itu membuat banyak anak manja datang, yang punya segalanya, yang tak peduli apapun soal balapan, itu adalah masalah terbesar balapan motor saat ini," tuntas Simoncelli.
| Editor | : | Hendra |
| Sumber | : | Motosan.es |
KOMENTAR