Sangat beruntung cuaca ketika balap sangat baik dan ideal. Mendung tipis dan tidak terlalu panas membuat pembalap tidak mudah kelelahan.
Terbukti beberapa pembalap utama memilih untuk balap selama sekitar 50-55 menit awal untuk kemudian diganti pembalap lainnya.
Dalam balap ini, satu mobil boleh diisi oleh 2-4 pembalap. Saling bergantian dengan maksimal waktu setiap pembalap satu jam.
“Saya awal menghabiskan waktu 55 menit. Di balap ini saya tidak terlalu memaksakan mobil, menjaga supaya bisa berganti dengan pembalap lain untuk mencapai finish. Banyak belajar juga dari balap ini, yakni sabar. Awal-awal lap saya masih bawa mobil seperti balap biasa, namun akhirnya saya bersabar dan mencoba memperbaiki gaya balap. Ternyata dengan sabar itu waktu justu lebih cepat satu detik,” ucap Herdy dari tim Rizqy Motorsport yang menggunakan Honda City Hatchback.
Sementara itu, para pembalap turut mengapresiasi balap ini, meski tetap memberi masukan untuk penyelenggaraannya.
“Kita apresiasi penyelenggaranya sampai akhirnya bisa bikin balap ini walaupun waktunya mepet. Balap ini memang harus berjalan untuk menjadi evaluasi ke depannya. Berharap tahun-tahun depan bisa diikuti lebih banyak peserta lagi sehingga balapnya menjadi lebih seru,” jelas Rio SB juga dari tim Rizqy Motorsport.
Rio menambahkan, kalau masalah-masalah yang ada serta kekurangan di event perdana ini wajib dibenahi.
Dirinya mencontohkan pencatatan waktu menggunakan transponder yang kerap bermasalah saat kualifikasi yang menyebabkan waktu tidak tercatat dengan benar.
Meski begitu, akhirnya masalah tersebut bisa diselesaikan panitia dan selama lomba berjalan tidak ada masalah dalam pencatatan waktu.
“Saya sangat senang dengan event ini. Peserta ternyata sangat antusias dengan event ini. Selain itu, terpenting adalah ini merupakan pembelajaran untuk semuanya, saya sebagai penyelenggara, pembalap dan juga tim. Enggak kalah penting, event ini zero accident. Walau saya akui, event ini masih banyak kurangnya. Kedepan kita akan benahi. Terima kasih untuk para sponsor atas dukungannya untuk event ini. Pertamina, Lenso, pihak sirkuit Sentul, AMM dan lainnya,” terang Sunny TS yang juga pernah balap enduro tahun 1991 di Ancol.
Di event yang juga mendapat dukungan dari Lenso, Hankook, SM Motorsport ini ada dua kelas dipertandingkan, yakni kelas 1.200 cc dan 1.500 cc.
Keluar sebagai pemenang di kelas 1.200 cc Pertamina 6 Hours Endurance ini yakni pasangan Irvan Fauzie dan Ferrari Nemanza Ar Rahman dari tim Delima Motorsport.
“Kita sangat senang dengan balapan ini. Balapnya sangat fun dan menegangkan. Full strategi dan setiap anggota tim ikut tegang. Saya sendiri banyak belajar dari balap ini. Di sini, mesin kencang belum tentu menang,” ungkap Irvan Fauzie.
Sementara itu, untuk kelas 1.500 dikuasai Avan Abdullah, Umar Abdullah, H. Dypo F dan Rafa Dypo dari tim BJB Delta Garage Racing Team yang menggeber Honda City Hatchback.
“Ini jadi suatu pencapaian yang sangat baik untuk kita. Strategi dari tim berjalan sangat sempurna. Sejak awal walaupun kita di depan, tapi tetap jaga kemampuan. Enggak full kencang sejak awal, karena ini balapan panjang. Putaran mesin saat perpindahan gigi juga kita atur untuk menjaga sampai finish. Demikian juga untuk ban supaya tidak cepat habis,” jelas Avan Abdullah mengenai salah satu strategi yang diterapkan.
Sebagai tambahan informasi, balap ketahanan sempat digelar di sirkuit Ancol pada 1991, kemudian pada 1994 di Sirkuit Sentul, juga 2001 untuk Timor one make race.
Terakhir pada 2008 di sirkuit Sentul dengan 100 putaran. Kemudian Pertamina 6 Hours Endurance pada 2024.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR