Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Torsi Kuat Tapi Minta Diurut, Performa Royal Enfield Scram 411 Masih Kalah Sama Motor 250 cc?

Antonius Yuliyanto,Rangga Kosala - Jumat, 30 Juni 2023 | 22:31 WIB
Test ride Royal Enfield Scram 411
Test ride Royal Enfield Scram 411

Jika dilakukan bersamaan maka akan terasa mengayun, membuat kurang nyaman.

Baca Juga: Tampang Nakal, Royal Enfield Scram 411 Ternyata Lincah dan Nyaman, Ramah Buat Postur Indonesia

Hal tersebut tentu tak terlepas dari karakter torsi yang besar di putaran bawah sampai menengah.

Bagaimana dengan suhu mesinnya?

Meski rasio kompresinya tergolong rendah hanya 9,5:1, ternyata dari mesin terasa cukup hangat di kedua kaki, khususnya ketika berhenti lama misal saat di perempatan kena lampu merah.

Dan jika setelah berhenti lama gas langsung dibejek secara kasar, ternyata akan muncul ngelitik, tentunya karena efek panas sehingga muncul detonasi.

Jadi setelah macet-macetan sebaiknya ngegasnya kalem dahulu sampai suhu mesin turun.

Yang juga khas suara mesin dan knalpotnya, terdengar seperti tertahan oleh saluran yang rapat karena ada catalytic converter untuk menurunkan emisi gas buang.

Efeknya ketika digas suara dan laju seperti ada yang tertahan. Seharusnya jika dibobok atau ganti knalpot aftermarket, laju motor akan lebih ringan!

SECEPAT APA AKSELERASINYA?

Untuk moge bermesin 411 cc performanya memang biasa saja, bahkan kalah dibanding motor sport 250 cc 1 silinder keluaran Jepang.

Kita lihat contohnya untuk mencapai 100 km/jam dari diam Scram 411 perlu waktu 11,39 detik, sementara Suzuki V-Strom 250SX cuma 8,89 detik.

Berikutnya untuk jarak 0-402 meter Scram 411 mencatatkan waktu 17,66 detik, sedang V-Strom hanya 16,42 detik.

Top speed juga enggak begitu kencang, di spidometer mentok di 130 km/jam, kalau di Racebox tercatat 120,4 km/jam.

Jadi memang bukan motor yang cocok untuk kebut-kebutan, lebih pas buat harian atau turing yang santai seperti Himalayan yang menjadinya basisnya.

Royal Enfield Scram dijual dalam tiga varian di Indonesia, perbedaan antar varian hanya pada warna yang digunakan.

Tipe Base yang paling murah dijual Rp 130,8 juta, tipe Mid Rp 132,4 juta dan Premium Rp 133,8 juta (OTR Jakarta).

Harga tadi lebih murah dibandingkan dengan harga Himalayan yang dijual seharga Rp 133,3 juta, Rp 138,9 juta dan Rp 145 juta OTR Jakarta.

Editor : Dimas Pradopo
Sumber : Tabloid OTOMOTIF

Kencang Mana? Ini Data Adu Akselerasi Ninja 2-tak dengan Ninja 250

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa