Ketika berkendara, posisi duduknya memang cukup racy karena setang jepitnya termasuk rendah, cukup menunduk tapi belum sampai yang nungging banget.
/photo/2022/11/21/otomotif_2022_23-xxxii-hal10-11-20221121021143.jpg)
Sisi enaknya area tangki dan fairing yang dijepit kaki masih didesain ramping, jadi tak terlalu mengangkang, mengontrol motor tetap mudah.
Nah kalau bahas handling, tetap khas CBR250RR yang termasuk ringan, versi SP Quick Shifter bobotnya 168 kg.
Sehingga saat dites di bagian lintasan yang penuh tikungan, kesan lincahnya tetap sangat kental dan kestabilannya pun bisa diacungi dua jempol.
Baca Juga: Honda New CBR250RR Punya Fairing Baru, Apa Keunggulannya?
Saat menikung kencang sampai sliding pad menggasak aspal motor, roda depan maupun belakang enggak ada gejala mengayun berlebihan.
Suspensi depan kini pakai Showa tipe SFF-BP (Separate Function Fork-Big Piston) redamannya tergolong bisa diandalkan, memberikan rasa lincah dan stabil.
Tapi dengan catatan aspal sirkuitnya memang mulus dan gripnya bagus, khususnya di racing line.
Makanya walaupun ban bawaan adalah IRC Road Winner, tetap berani melakukan knee down.
Wah seandainya versi SP dan SP Quick Shifter pakai ban yang lebih bagus, pasti akan lebih asyik lagi tuh buat cornering!
Ya dong seri spesial masa bannya sama dengan yang standar. Misal pakai Bridgestone Battlax atau Pirelli Diablo Rosso pasti akan lebih spesial!
Yang juga kurang mantap adalah remnya, ketika mengerem dari kecepatan 178 km/jam terasa kurang responsif, menarik tuas remnya harus diremas kuat-kuat.
Spek master dan kalipernya memang terlihat biasa, mirip rem bebek Honda Supra. Depan andalkan kaliper 2 piston sedang belakang 1 piston.
Memang sih diameter piringan cakram yang terpasang sudah tergolong besar, di depan 310 mm dan 240 mm di belakang.
Baca Juga: Honda New CBR250RR Meluncur, Ini 4 Referensi Modif Generasi Sebelumnya
Tapi ke depan mestinya Honda juga memikirkan sisi pengurang laju ini, bukan hanya mesin yang kemampuannya terus ditingkatkan, biar imbang!
Fitur & Teknologi
Saat bagian bodi dibikin lebih lebar, ternyata ada bagian yang menyempit, yaitu windshield.
Jadi dimensinya memang dibikin lebih ramping, lebih tinggi serta lebih menggembung ala motor balap.
Efek yang dirasakan sisi positifnya ketika menunduk di lintasan lurus, bagi tester yang berpostur 173 cm 65 kg, area kepala jadi aman atau bebas dari angin.
/photo/2022/11/21/otomotif_2022_23-xxxii-hal10-11-20221121021139.jpg)
Selain itu dimensinya yang lebih tinggi jadi makin aerodinamis, namun area pandang jadi terlihat lebih sempit, karena dimensinya yang mengecil.
Berikutnya yang juga langsung bisa dirasakan dari tes ini adalah fitur Quick Shifter, yang ternyata karakternya sama dengan versi 2020.
Ketika putaran mesin masih rendah, di bawah 6.000 rpm serta di gigi rendah yaitu 1, 2, 3, perpindangan giginya tak begitu mulus, masih ada goyangan.
Tapi kalau di putaran tengah ke atas dan gigi tinggi, perpindahan gigi tanpa ngopling bisa berlangsung mulus.
Baca Juga: Honda New CBR250RR Resmi Meluncur, Ternyata Kenaikan Harganya Lumayan Ketimbang Pendahulu
Kalau mau enak bisa tetap pakai kopling di rpm rendah, serta karena ada fitur Assist & Slipper efeknya kopling terasa ringan banget.
/photo/2022/11/21/otomotif_2022_23-xxxii-hal10-11-20221121021600.jpg)
Yang juga tak berubah tentunya panel instrumen yang diandalkan. Full digital dengan info tergolong sangat lengkap.
Dengan menu utama takometer, spidometer dan gear position, sesuai dengan motor sport fairing yang desainnya saat diam pun terlihat kencang.
Adanya shift light di atas layar, tentunya saat tes akselerasi dan top speed sangat membantu saat pindah gigi, asalkan diset pada putaran mesin yang sesuai.
Oiya di panel instrumen juga tersaji 3 riding mode yang digunakan, yaitu Comfort, Sport dan Sport+. Untuk memilihnya pakai tombol Mode yang ada di setang kiri.
Info lainnya antara lain odo/tripmeter, jam, konsumsi bensin, lap time, fuelmeter, dan suhu mesin.
Terdapat juga info setingan Quick Shifter (QS) yang dipilih, bisa naik saja, turun saja, naik turun atau off.
Oiya di versi 2022 ini juga ada fitur hazard, yang tentunya enggak perlu dites, karena hazard hanya digunakan saat kondisi darurat saja.
| Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR