Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

MotoGP Italia 2022

Bos KTM Tuduh Part Aerodinamika Motor Bikin Balapan MotoGP Tidak Seru Lagi

Rezki Alif - Selasa, 24 Mei 2022 | 15:20 WIB
Aerodinamika bikin MotoGP tidak seru?
MotoGP.com
Aerodinamika bikin MotoGP tidak seru?

GridOto.com - Bos KTM Motorsport Pit Beirer mengungkapkan keresahannya soal perang komponen aerodinamika yang menjadi tren di MotoGP dalam beberapa tahun belakangan ini.

Selain soal Front Ride Height Device yang akhirnya dilarang di 2023, masalah aerodinamika motor juga selalu menjadi bahasan utama dalam rapat Motor Sport Manufacturer Association (MSMA) dalam beberapa bulan terakhir.

Winglet sendiri diperkenalkan Ducati lebih dari sedekade lalu untuk menambah aliran angin ke radiator dan mesin untuk mendinginkan mesin Desmosedici yang memang dikenal sangat panas kala itu.

Namun setelah kedatangan Gigi Dall'Igna dari Aprilia pada 2014 silam, konsep winglet perlahan berubah menjadi part yang benar-benar memegang penting dalam kemampuan downforce motor.

Sempat menjadi kontroversi hingga winglet Ducati sempat dilarang di 2017 silam karena alasan keselamatan, kini tiap tim malah berlomba membuat komponen winglet yang sering dinamakan aerobody ataupun aerofairing.

Aerobody ini memang punya banyak manfaat, seperti mengurangi wheelie, menambah downforce motor, meningkatkan kecepatan baik di lurusan ataupun tikungan, hingga beberapa manfaat lain.

Masalahnya sekarang adalah adanya beberapa poin negatif yang kini muncul dan sedang dipertimbangkan di rapat MSMA.

Satu masalah yang sering didengungkan adalah biaya, di mana pengembangan aerodinamika ini tidak murah dan menambah beban keuangan tim secara signifikan.

Tiap tim rela menggelontorkan uang besar-besaran untuk mengembangkan part ini.

Baca Juga: Curhat Danilo Petrucci di MotoAmerica, Crash dengan Kecepatan 280 Km/Jam Tanpa Pertolongan

Lalu yang akhir-akhir ini menjadi sorotan adalah masalah keselamatan, yang bahkan dikeluhkan sebagian pembalap pada Safety Comission.

Siapa sangka, komponen aerodinamika ini secara terang-terangan dianggap membuat balapan MotoGP menjadi kurang seru dan lebih berbahaya.

"Masalah seriusnya adalah pembalap tak lagi bisa melakukan manuver menyalip secara normal, kau harus benar-benar dekat sebelum mendapat kesempatan menyalip," ungkap Pit Beirer dilansir GridOto.com dari Speedweek.

"Tapi ketika kau terlalu dekat dengan motor di depan, ban depanmu akan kepanasan, jadi kau harus menjaga jarakmu," jelasnya.

Hal itu semata-mata karena turbulensi akibat aliran udara kotor yang ditimbulkan aerofairing motor MotoGP.

Persis seperti masalah yang jadi evaluasi Formula 1 dalam beberapa tahun belakangan sebelum akhirnya membuat mobil generasi baru F1 2022.

Karena aliran udara kotor ini, motor MotoGP kesulitan untuk mendekati motor di depannya sehingga peluang menyalip menjadi minim.

"Jika kau keluar dari jalur slipstream saat akan menyalip, kau akan mendapat turbulensi yang membuat pembalap kesulitan menggendalikan motornya," sambung Beirer.

"Tapi jika pembalap memperlebar jaraknya, mereka terlalu jauh dari akhir trek lurus untuk memulai manuver menyalip dengan ride height device ataupun semacamnya," tegas Beirer.

Beirer mengklaim, banyak pembalap yang sepakat bahwa winglet ataupun aerofairing ini telah membuat balapan kurang seru dan lebih berbahaya.

"Sebagai hasilnya, ketidakpuasan soal winglet ini terus bertambah. Faktanya winglet ini adalah penyebab beberapa insiden dan jatuhnya pembalap, yang juga meninggalkan potongan winglet di lintasan, membuat masalah keselamatan lebih panjang lagi," ungkap Beirer.

Kejadian lepasnya winglet beberapa kali terjadi di musim ini, termasuk Remy Gardner yang bilang motornya jadi sulit dikendalikan gara-gara ada bagian winglet yang lepas.

Baca Juga: Curhat Danilo Petrucci di MotoAmerica, Crash dengan Kecepatan 280 Km/Jam Tanpa Pertolongan

"Karena semua pengembangan ini, balapan membosankan tercipta dan lebih banyak top speed yang tercipta yang mana itu tak lagi kami perjuangkan, karena 365 km/jam seharusnya tidak perlu," sambungnya.

"Tak ada pabrikan ingin menginvestasikan uang untuk mendapat balapan membosankan pada akhirnya," tegasnya.

"Ini benar-benar salah, F1 menunjukkan kita ada jalan lain, mengubah aturan akan membuat manuver menyalip lebih mudah," jelas Beirer meminta para tim dan pabrikan belajar dari F1.

Bos KTM inipun berharap keputusan larangan pengembangan winglet ataupun aerofairing ini akan disepakati tiap tim dan pabrikan.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa