GridOto.com - Honda Accord generasi delapan alias gen 8, harga bekasnya saat ini sudah relatif terjangkau di pasaran, yakni mulai Rp 100 juta tergantung kondisi masing-masing unit.
Sedikit kilas balik, PT Honda Prospect Motor (HPM) meluncurkan Honda Accord gen 8 di Indonesia pada Maret 2008.
Jika dibanding dengan generasi sebelumnya, Honda Accord dengan kode bodi CP2 ini mengusung perubahan yang menyeluruh.
Ubahan paling kentara adalah di dimensinya, Accord gen 8 memiliki ukuran yang makin membesar, dengan panjang 4.935 mm, lebar 1.845 mm, dan tinggi 1.476 mm.
Jika kita bandingkan dengan dua kompetitornya, Toyota Camry XV40 memiliki dimensi 4.825 mm x 1.820 mm x 1.470 mm (PxLxT), dan Nissan Teana J32 dimensinya 4.850 x 1.795 x 1.475 mm (PxLxT).
Ukuran ini membuat Accord CP2 menjadi sedan terbesar di kelasnya.
Dengan dimensi besar, kabin Honda Accord diklaim menjadi yang paling luas, terutama di baris keduanya.
Honda Accord CP2 hadir dengan tiga varian, yakni 2.4 Vti, 2.4 Vti-L, dan 3.5 Vti-L.
Secara spesifikasi, varian 2.4 Vti dan 2.4 Vti-l sama-sama mengusung mesin 2.354 cc bertenaga 180 dk dan torsi 222 Nm.
Perbedaan keduanya hanya terdapat pada bagian fitur, serta sedikit kosmetik di bagian eksterior.
Sedangkan, varian 3.5 Vti-L berbekal mesin 3.471 cc V6 yang punya daya maksimal 275 dk dan torsi 342 Nm.
Varian 3.5 Vti-L ini bisa dibilang merupakan upaya Honda untuk melawan Toyota Camry, yang dua tahun sebelumnya lebih dulu meluncurkan mesin 3.500 cc V6.
Melompat ke tahun 2011, HPM memberikan penyegaran untuk Accord CP2 dengan beberapa ubahan di bagian eksterior dan interior.
Untuk eksterior, Honda sedikit mengubah desain grill dan bumper depan sehingga tampang sedan besar ini nampak lebih elegan.
Di bagian interior, Honda menggunakan bahan dan desain baru untuk melapisi jok, door trim dan beberapa panel di sekitar dasbor.
Sayangnya, versi facelift dari Honda Accord gen 8 ini tak bertahan lama di pasaran.
Sebab, di 2013 Honda akhirnya meluncurkan Accord gen 9, sekaligus menyudahi kiprah Accord gen 8 di Tanah Air.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR