GridOto.com - Selain untuk Pasar Indonesia, motor-motor yang dibuat di Indonesia juga di ekspor ke negara-negara lain.
Bahkan pabrik Yamaha di Indonesia, diketahui sudah menjadi tempat untuk memproduksi beberapa tipe motor Yamaha untuk pasar global, misalnya NMAX dan R25.
Tak hanya Yamaha, pabrikan lain yang punya pabrik di Indonesia juga melakukan ekspor, seperti Honda, Suzuki, Kawasaki bahkan TVS.
Nah, berikut ini GridOto.com coba rangkum lima motor buatan Indonesia yang paling banyak diekspor, berdasarkan data yang dihimpun Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI).
Ada apa aja? Langsung cek sob.
(BACA JUGA: Tak Dapat Podium di MotoGP Spanyol, Valentino Rossi Sebut Trek Jerez Sempurna)
Honda BeAT
Skutik entry level dari Honda ini secara mengejutkan mampu menandingi NMAX di sepanjang bulan April kemarin.
Skutik BeAT yang berhasil diekspor oleh Honda tercatat ada sebanyak 10.167 unit.
Yamaha NMAX
/photo/gridoto/2018/03/28/1017791907.jpg)
(BACA JUGA: Terharu, Kisah Seorang Kakek Penjual Bensin Eceran yang Menginspirasi!)
Yamaha NMAX biasanya menjadi yang tertinggi untuk urusan ekspor.
Tapi untuk bulan April ini, posisinya harus rela digeser oleh BeAT.
Sepanjang April kemarin, NMAX berhasil diekspor sebanyak 10.080 unit.
Yamaha MX King
Di pasar luar, MX King ternyata cukup diminati dan berhasil menempati posisi ketiga.
Berkubikasi 150 cc namun dengan motor berjenis bebek, MX King berhasil diekspor sebanyak 4.600 unit.
Yamaha Aerox
(BACA JUGA: Pejuang BeAT Karbu, ‘Honda B-Max’ Modif Touring yang Pelan Tapi Pasti)
Masih dari Yamaha, skutik yang bermain di segmen yang sama dengan NMAX ini berhasil mengisi posisi keempat.
Memang angkanya tidak sebanyak NMAX, tapi setidaknya Aerox masih tetap diperhitungkan konsumen di luar Indonesia.
Aerox yang merupakan versi 'racy' dari NMAX ini berhasil diekspor sebanyak 4.000 unit.
Honda Vario 125
Selain BeAT, Honda juga punya skutik lain yang lumayan banyak diekspor.
Vario 125 yang segmennya ada di atas Honda BeAT berhasil diekspor sebanyak 2.592 unit.
| Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR