Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Uber Akan Serahkan Bisnis Asia Tenggara Pada Grab. Pertanda Bangkrut?

Akbar - Senin, 19 Februari 2018 | 14:23 WIB
Grab X Uber
Kompas.com
Grab X Uber

GridOto.com –Rumor Grab yang dikabarkan akan mengambil alih operasional Uber di Asia Tenggara semakin kencang berembus.

Dilansir dari Kompas.com, , Uber ingin mengumpulkan dana dari penjualan operasionalnya di Asia Tenggara. Dengan begitu, Uber bisa menggelar saham perdana alias initial public offering (IPO) dengan sukses tahun depan.

Sejak di bawah kepemimpinan CEO Dara Khosrowshahi, fokus Uber memang lebih mengarah ke peningkatan profit dan stabilitas perusahaan.

Laporan terakhir menyebut kerugian Uber melonjak 61 persen sepanjang 2017 menjadi 4,5 miliar dollar AS atau setara Rp 60 triliun.

Hal ini tak lepas dari reputasi buruk Uber menyusul bertubi-tubi peristiwa ketika masih dinakhodai Travis Kalanick.

Jika terus begini, rencana Uber untuk IPO dan mengumpulkan lebih banyak dana segar bakal tertunda.

Uber pun melancarkan beberapa strategi, salah satunya bermitra dengan beberapa pesaing lokal yang kuat di beberapa negara. Misalnya menjual bisnis mayoritasnya ke Didi Chuxing di China dan Yandex di Rusia.

(BACA JUGA: Mengagetkan Perusahaan Transportasi Online Uber Rugi Puluhan Triliyun Rupiah)

Grab disebut-sebut memanfaatkan strategi baru Uber untuk menegaskan dominasinya di Asia Tenggara. Apalagi, Grab dan Uber sama-sama didanai SoftBank sehingga bisa dibilang mediasinya lancar.

Dalam konferensi pers di San Francisco, AS, Dara Khosrowshahi mengatakan, kompetisi dengan pemain lokal memang sulit. Mau tak mau ia harus mengambil jalan untuk merangkul para pemain lokal daripada adu kekuatan lantas tergerus.

“Jika kami berkompetisi dengan dollar yang sama dengan pemain lokal, seperti membayar sopir dengan harga sama dan menghimpun penumpang yang sama, kami cenderung menang. Kami punya brand, teknologi, dan jaringan yang lebih baik,” katanya.

“Tetapi, untuk beberapa pasar, seperti China dan Rusia, ini tak berlaku. Jika satu-satunya alasan kami bertahan di pasar itu adalah untuk menghamburkan duit, ini bukan alasan yang benar,” katanya sebagaimana dihimpun dari CNBC.

Hal ini mengindikasikan Uber mulai menerima bahwa tak semua pasar bisa ditaklukkan. Barangkali begitu juga di Asia Tenggara. Kendati demikian, belum ada pernyataan resmi dari Uber dan Grab soal konsolidasi ini.

Editor : Akbar
Sumber : Kompas.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa