Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Hasil Tes Lengkap Mercedes-AMG C 43 Coupe Si Garang Berparas Rupawan

Trybowo Laksono - Senin, 11 Desember 2017 | 09:00 WIB
Mercedes-AMG C 43 Coupe
Rianto Prasetyo
Mercedes-AMG C 43 Coupe

GridOto.comMercedes-AMG C 43 Coupe bisa jadi adalah salah satu mobil tercantik yang ada pada lini produk Mercedes-Benz, dan itu bisa dilihat sejak pandangan pertama.

Meski spek teknisnya membuat ia layak disebut monster, tapi atraktivitas Mercedes-AMG C 43 Coupe melampaui kegarangan performanya.

Tak masalah jika headlamp, gril, hingga bumper terasa familiar dengan keluarga Mercy yang lain, yang penting proporsi keseluruhan Mercedes-AMG C 43 Coupe terasa lebih unik dan molek.

Pun pemakaian roda 19 inci yang terlihat kokoh menopang tubuh.

Itu tak lepas dari format bodi kupe 2 pintu dengan garis atap yang landai.

Mercedes-AMG C 43 Coupe dengan garis atap yang landai
Rianto Prasetyo
Mercedes-AMG C 43 Coupe dengan garis atap yang landai

Berkat format seperti ini, Mercedes-AMG C 43 Coupe mulai meninggalkan aspek rasional, dan menggoda pecintanya dengan penampilan yang lebih emosional.

Tapi bagian paling mendebarkan dari desain eksterior Mercedes-AMG C 43 Coupe adalah bokongnya.

Bentuknya, dimensinya dan komposisinya, semua pas.

Bokong adalah bagian paling dramatis dari Mercedes-AMG C 43 Coupe
Rianto Prasetyo
Bokong adalah bagian paling dramatis dari Mercedes-AMG C 43 Coupe

Termasuk aplikasi ducktail di ujung bagasi dan twin pipe di sistem pembuangan yang menyiratkan kapabilitas performa.

Interior Mercedes-AMG C 43 Coupe sebenarnya mirip dengan lini produk Mercedes-Benz C-Class Coupe reguler.

Itu menjadi catatan karena bahasa desain yang sama, dan manifestasi hampir serupa, membuat kabinnya tidak istimewa.

Layar headunit hanya berukuran 7 inci
Rianto Prasetyo
Layar headunit hanya berukuran 7 inci

Jelas terlihat dari bentuk dasbor, panel instrumen hingga headunit 7 inci yang terasa kecil untuk beragam informasi penting.

Paling terasa adalah penggunaan tuas transmisi di sisi kanan yang membuatnya sangat C-Class reguler.

Untunglah jok sporti dengan format semi-bucket membuat rasa sporti di kabin tetap terjaga.

Bukan cuma enak dilihat, tapi jok itu juga enak diduduki, meski sayang busanya keras.

Jangan lupakan desain setir flat-bottomed yang sungguh menggugah itu.

Tak kalah penting adalah penerapan material di sekujur kabin.

Terasa benar bahwa bahan yang digunakan memang berkualitas, baik dari segi kemewahan hingga daya tahan.

Sehingga bisa dibilang, soal desain, Mercedes-AMG C 43 Coupe mampu menyajikan paduan yang pas antara kecantikan dan kemewahan.

Tidak seperti desain, akomodasi adalah hal yang mendapat catatan dari Mercedes-AMG C 43 Coupe.

Akomodasinya yang sangat terbatas adalah dampak langsung dari bodinya yang kupe.

Ini membuat area belakang menjadi lebih pipih sehingga berdampak pada akomodasinya.

Di kursi depan jelas tak ada masalah, baik headroom maupun legroom-nya.

Headroom di jok baris kedua yang terbatas
Rianto Prasetyo
Headroom di jok baris kedua yang terbatas

Tapi di kursi belakang, penumpang di sektor ini akan merasakan ruang yang lebih terbatas.

Legroom tidak begitu bermasalah, karena toh bangku depan masih bisa digeser maju.

Namun untuk headroom, penumpang akan lebih mudah merasa pas-pasan.

Penumpang dengan tinggi badan di atas 175 cm akan cenderung merasa sempit.

Ditambah lagi, lebar sandaran kursi juga lebih kecil mengingat format penumpang Mercedes-AMG C 43 Coupe adalah 2+2.

Masalah tidak hanya itu.

Untuk masuk ke kabin belakang, akses pintu jelas lebih sempit meski sandaran kursi depan sudah ditekuk.

Akses yang terbatas ini jelas merepotkan saat membawa barang, misalnya belanjaan yang tidak Anda letakkan di bagasi.

Titik terang muncul ketika kami melakukan tes performa.

Mobil cantik ini dibekali mesin perkasa dengan konfigurasi V6 berkapasitas 2.996 cc.

Ditambah turbo, unit itu mampu merilis daya maksimal 367 dk dan torsi hingga 520 Nm yang sudah menggeliat sejak 2.000 rpm.

Mercedes-AMG C 43 Coupe menggunakan gerak semua roda 4MATIC
Rianto Prasetyo
Mercedes-AMG C 43 Coupe menggunakan gerak semua roda 4MATIC

Potensi sebesar itu lalu diteruskan ke semua roda (4MATIC) melalui transmisi 9 percepatan otomatis yang dalam kamus Mercy disebut 9G-TRONIC.

Tanpa fitur launch control, kami tes Mercedes-AMG C 43 Coupe berakselerasi 0-100 km/jam.

Catatannya, 0-100 km/jam itu selesai dalam tempo 4,7 detik dan angka tersebut sesuai dengan klaim Mercy yaitu 4,7 detik.

Menarik adalah proses akselerasinya.

Karena menggunakan 4MATIC, potensi mesin tersalur secara sempurna ke semua roda.

Saat pertama mobil mobil bergerak (standing start), Mercedes-AMG C 43 Coupe bagai anak panah lepas dari busurnya.

Tak ada gejala spin berlebih, tidak ada drama.

Kami sebagai tester pun mudah untuk mengendalikan tanpa repot melakukan pengaturan pedal gas atau counter-steer.

Meski itu membuatnya kurang menantang untuk pencari adrenalin.

Lanjut ke tes efisiensi.

Di rute dalam kota, Mercedes-AMG C 43 Coupe mencetak angka 7,4 km/l, alias jauh dari kata hemat.

Di rute dalam kota mencetak 7,4 km/l
Rianto Prasetyo
Di rute dalam kota mencetak 7,4 km/l

Tampaknya mode Eco dan auto start-stop tidak bisa mengimbangi kejamnya kemacetan Jakarta.

Lalu di rute tol Mercedes-AMG C 43 Coupe meraih 12,6 km/l.

Tapi toh semua penyuka mobil ini paham, efisiensi BBM bukanlah isu penting bagi Mercedes-AMG C 43 Coupe.

Ada 1 hal istimewa lain dari Mercedes-AMG C 43 Coupe, yakni gripnya.

Mercedes-AMG C 43 Coupe dibekali penggerak semua roda yang dalam bahasa Mercedes-Benz adalah 4MATIC.

Dengan semua roda bergerak, maka seluruh potensi tenaga dan torsi yang ada tersalurkan dengan sangat baik.

Sepanjang pengetesan Mercedes-AMG C 43 Coupe, kami sulit menemukan roda spin meski kontrol stabilitas sengaja kami matikan.

Grip itu begitu menggigit, sehingga sangat menolongnya saat bermanuver di kecepatan tinggi.

Terlebih peran suspensi sport membuat bodyroll jadi sangat minim.

Pengemudi yang awam pun akan mudah merasa yakin karena keramahan pengendaliannya.

Karakternya jauh dari gejala oversteer, yang menjadi momok mobil-mobil bertenaga besar berpenggerak roda belakang.

Tapi mungkin grip luar biasa dari gerak semua roda ini menjadi catatan negatif bagi sebagian orang.

Terutama untuk pengemudi yang sudah ahli.

Tak lain karena begitu 'rapi'-nya Mercedes-AMG C 43 Coupe membelok, membuat mobil ini susah untuk diajak 'bermain'.

Misalnya untuk drifting atau powerslide yang membutuhkan ban belakang kehilangan grip akibat spin berlebih.

Itu sulit dilakukan di Mercedes-AMG C 43 Coupe.

Tapi meski sulit melakukan drifting, Mercedes-AMG C 43 Coupe tetap asyik dikendarai.

Transmisi otomatis dengan 9 rasio gigi membuat Mercedes-AMG C 43 Coupe terasa penuh tenaga di setiap rentang kecepatan.

Perpidahannya pun halus dan responsif.

Begitu juga dengan mode berkendara yang membebaskan pengemudi memilih mode yang sesuai dengan keinginan. Mulai dari Eco, Comfort, Sport, Sport+, dan Individual.

Kendati brand Mercedes-Benz identik dengan produk premium yang mewah dan nyaman, namun Mercedes-AMG C 43 Coupe adalah spesies yang tak umum.

Orientasinya adalah performa dan kelincahan, sehingga soal kenyamanan ia agak dikorbankan.

Jok semi-bucket yang keren itu memiliki busa yang keras.

Memang enak untuk mendekap tubuh, tapi jelas tidak nyaman untuk meredam guncangan.

Jok semi-bucket yang andal mendekap tubuh
Rianto Prasetyo
Jok semi-bucket yang andal mendekap tubuh

Misalnya saat melindas lubang atau menginjak speed bump di jalan, getarannya masih terasa hingga ke kabin.

Dibanding Mercedes-Benz C-Class Coupe reguler, busa jok Mercedes-AMG C 43 Coupe ini jelas lebih keras.

Saat kami lajukan di jalan, handling Mercedes-AMG C 43 Coupe memang luar biasa menggigit.

Minim sekali body-roll dan gejala itu baru muncul saat bermanuver sangat ekstrem misalnya membelok cepat di kecepatan lebih dari 100 km/jam.

Tapi stabilitas gerak bodi yang seperti itu berkonsekuensi negatif pada karakter suspensi.

Bantingan jadi keras meski damping sudah diset di paling lembut (opsi Comfort pada Dynamic Select).

Untunglah ada 1 hal dari sektor kenyamanan yang masih sangat baik, yakni kekedapan kabin.

Di putaran idle dengan AC menyala, hasil tes kami menunjukkan kalau suara yang ada di kabin hanya sekitar 31,8 dB.

Itu cukup baik meski saat mode Sport suara knalpot akan lebih besar sehingga lebih mengintrusi suara di interior.

Untunglah soal fasilitas Mercedes-AMG C 43 Coupe sangat menyenangkan.

Lampu depan LED Intelligent Light System bersinar terang tanpa menyilaukan pengendara lain.

Saat membelok, ada sorot lampu tambahan ke arah belok mobil sehingga visibilitas di malam hari tetap optimal.

Pertama kali singgah di kabin, AMG Performance Seats langsung menyambut dengan tampilan yang sangat menggungah.

Tak hanya indah dilihat, tubuh pun bisa didekap dengan baik menyesuaikan ergonomi tubuh.

Seatbelt extender untuk memudahkan penumpang meraih seatbelt
Rianto Prasetyo
Seatbelt extender untuk memudahkan penumpang meraih seatbelt

Tak lupa ada seatbelt extender yang membuat tangan tak perlu tertarik jauh ke belakang untuk mengambil sabuk.

Maklum, karena kupe, pilar B Mercedes-AMG C 43 Coupe jadi jauh di belakang pengemudi akibat bukaan pintu yang panjang.

Di kaca depan, pengemudi menatap layar head-up yang informatif tanpa harus mengganggu fokus.

Sangat penting terutama saat bermanuver di kecepatan tinggi.

Melihat ke atas, ada atap panoramic yang bisa dibuka alias sekaligus menjadi sunroof.

Headunit itu sebenarnya cukup canggih dengan fitur surround view system yang memvisualkan pantauan dari frontal atas, tapi sayang layar 7 inci terasa kurang lebar untuk mobil sepremium ini.

AC dual zone tak hanya dingin, tapi memungkinkan pengemudi dan penumpang depan punya pengaturan suhu dan hembusan yang berbeda.

Jangan lupakan tata suara Burmeister yang menyajikan lantunan nada solid saat Anda menikmati lagu kesayangan.

Kemudian fitur 'tingkat tinggi' dalam soal keselamatan: 8 buah airbags, COLLISION PREVENTION ASSIST PLUS, ATTENTION ASSIST, dan ESP yang menjadi kontrol stabilitas tahap lanjut dari Mercy.

Hanya itu? Masih ada lagi.

Dilengkapi DYNAMIC SELECT, Mercedes-AMG C 43 Coupe ini membuat pengemudi bisa memilih karakter mobil seperti apa yang ingin dihadirkan, Eco, Comfort, Sport, Sport+ dan Individual.

Oh ya, Mercedes-AMG C 43 Coupe juga bisa mengolah sendiri kemudi untuk parkir dengan pengemudi hanya mengatur injakan gas dan rem.

Fitur itu bernama Active Parking Assist with PARKTRONIC.

Daftar fitur tersebut tentu di luar fitur yang standar untuk ukuran Mercy, di antaranya jok kulit, ABS, cruise control, adaptive brake, auto lamp maupun auto wiper.

Kepraktisannya? Terbukti oke.

Pintu kupe itu memiliki kompartemen doortrim yang cukup besar.

Sebabnya karena ukuran pintu memang panjang dan bentuknya agak menjorok ke sisi bangku, sehingga daya tampungnya luas.

Kemudian di konsol tengah ada boks untuk menaruh berbagai benda personal, misalnya dompet, ponsel hingga powerbank, muat dengan leluasa di wadah ini.

Boks serbaguna di konsol tengah
Rianto Prasetyo
Boks serbaguna di konsol tengah

Masih di console box, ada 2 buah kanal USB dan sebuah SD card untuk koneksi ke sistem hiburan mobil.

Di panel dasbor tengah yang berbahan serat karbon itu, ada panel yang bisa dibuka dan di dalamnya terdapat kompartemen lagi untuk meletakkan aneka barang kompak.

Lalu di glove box, juga bisa menaruh barang dengan ukurang lebih besar mengingat kapasitasnya yang juga besar.

Di belakang, kepraktisannya tidak sebaik di kursi depan.

Tak ada doortrim dan kompartemen hanya ada 2 cup holder yang berada di tengah.

Tapi ini pun tidaklah buruk karena cup holder juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan.

Poinnya, kepraktisan Mercedes-AMG C 43 Coupe memang bagus, tapi hanya untuk pengemudi dan penumpang di depan.

Mercedes-AMG C 43 Coupe
DATA SPESIFIKASI
Mesin                       : 2.996 cc V6 twin-turbo
Tenaga maksimum    : 367 dk/5.500-6.000 rpm
Torsi maksimum        : 520 Nm/2.000-4.200 rpm
Transmisi                  : Otomatis 9 percepatan/AWD
PxLxT                       : 4.696 x 2.016 x 1.405 mm
Wheelbase                : 2.840 mm
Ground clearence       : N/A
Ukuran ban               : 225/40 R19 (depan);255/35 R19 (belakang)
Bobot                       : 1.735 kg
Kapasitas tangki BBM : 73 liter
Harga                       : Rp 1,449 miliar (off the road)

DATA TES
Akselerasi
0-100 km/jam           : 4,7 detik
0-60 km/jam             : 2,2  detik
60-80 km/jam           : 1,1  detik
80-100 km/jam         : 1,4  detik
100-120 km/jam       : 1,6  detik
RPM @100 km/jam    : 1.500 rpm

Pengereman
100-0 km/jam           : 38 meter

Konsumsi BBM
BBM rute Dalam Kota   : 7,4 km/l
BBM rute Tol                : 12,6 km/l
 
Kesenyapan kabin
Idle AC on                    : 31,8 dB
Idle AC off                    : 31,4 dB

Editor : Trybowo Laksono

Kencang Mana? Ini Data Adu Akselerasi Ninja 2-tak dengan Ninja 250

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa