Insentif Mobil Listrik 2026 Berada di Tangan Menkeu Purbaya, Belum Ketok Palu Tunggu Ini

Irsyaad W - Senin, 29 Desember 2025 | 10:05 WIB

Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa belum ketok palu soal insentif mobil listrik di tahun 2026 (Irsyaad W - )

GridOto.com - Kebijakan insentif mobil listrik di tahun 2026 kini berada di tangan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa.

Pak Purbaya, sapaan akrabnya hingga menjelang penghujung 2025 ini belum juga ketok palu.

Disebutkan, Pemerintah masih menimbang dampak kebijakan tersebut terhadap perekonomian secara menyeluruh.

Purbaya mengatakan, evaluasi diperlukan untuk melihat sejauh mana insentif sebelumnya berpengaruh terhadap penjualan mobil, kinerja industri otomotif, hingga penciptaan lapangan kerja.

Hingga kini, proposal final dari Kementerian Perindustrian belum diterimanya.

"Saya belum terima. Saya akan lihat dulu seperti apa, dan kita akan lihat juga dampak insentif sebelumnya seperti apa ke penjualan mobil, ke industri, ke lapangan kerja. Nanti kita lihat, tapi saya belum dapat proposal akhir dari Kemenperin," ujar Purbaya usai menyaksikan acara "Penyerahan Uang Rp 6,62 triliun Hasil Penyitaan Lahan dan Tindak Pidana Korupsi", (24/12/25) dikutip dari Kompas.com.

Ia menilai, melemahnya penjualan mobil sepanjang tahun ini tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan ada atau tidaknya insentif pemerintah.

Baca Juga: Maju Mundur Insentif Pajak Mobil, Produsen Mobil Blak-Blakan

Menurutnya, kondisi tersebut lebih mencerminkan situasi makroekonomi yang sempat melambat dalam periode cukup panjang.

Purbaya menjelaskan, perlambatan ekonomi yang terjadi hampir sepanjang 10 bulan pertama 2025 membuat daya beli masyarakat tertahan. Akibatnya, permintaan terhadap kendaraan bermotor juga belum pulih sepenuhnya.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas ekonomi mulai menunjukkan perbaikan seiring upaya pemerintah mempercepat laju pertumbuhan.

Ia menyebutkan, ketika pertumbuhan ekonomi bisa didorong mendekati 6 persen, permintaan kendaraan berpotensi ikut meningkat.

Sebaliknya, jika pertumbuhan ekonomi masih berjalan lambat, penjualan mobil dinilai akan sulit mencatatkan kinerja positif.

Karena itu, fluktuasi penjualan otomotif lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara keseluruhan.

"Jadi, bukan karena insentif, tapi karena daya beli membaik, karena ekonominya berjalan lebih bagus, karena kita harus lebih bagus," tegas Purbaya.

Baca Juga: Wacana Insentif Dihapus, Begini Pandangan GAIKINDO Soal Pasar Otomotif di 2026

Jika Menkeu Purbaya masih pikir-pikir, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sudah memberikan arahan tegas soal insentif mobil listrik.

Kata Airlangga, tahun depan tidak ada insentif kendaraan listrik.

Kenapa? Jadi, selama dua tahun pemberian insentif dari pemerintah, Airlangga melihat sudah ada hasilnya. Beberapa mobil listrik yang dijual di Indonesia dirakit juga di tanah air.

Tapi, Airlangga meneruskan permintaan Presiden RI Prabowo Subianto, di mana insentif lebih baik untuk kebutuhan pembangunan pabrik saja.

"Insentif sudah diberikan sepanjang dua tahun untuk mendirikan pabrik. Hasilnya sudah nyata, hampir semuanya (kendaraan listrik) sudah di CKD-kan di Indonesia," kata Airlangga di GJAW 2025, (28/11/25) lalu disitat dari Kompas.com.