Sejarah Jalur Alternatif Puncak Bogor, Dulu Sepi Kini Terancam Pelebaran Jalan

Ferdian - Jumat, 26 Desember 2025 | 18:00 WIB

Ilustrasi puncak Bogor macet (Ferdian - )

GridOto.com - Area perkampungan merupakan jalur alternatif Puncak Bogor yang ikut dilintasi ketika wisatawan akan pergi ke Puncak Bogor.

Seperti diantaranya Jalan Cikopo Selatan di kawasan Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Karena jadi jalur alternatif, jalan desa yang kecil ini dihadapkan dengan rencana pelebaran jalan dari pemerintah secara bertahap.

Sehingga rumah-rumah warga di pinggir jalan pun akan terdampak karena sebagian tanah tempat tinggal mereka bakal dijadikan badan jalan.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Kamis (25/12/2025), karena badan jalan yang sempit ini, kepadatan tak terhindarkan.

Seperti ketika kendaraan yanga melintas berupa bus pariwisata besar yang kemudian berpapasan dengan kendaraan lain.

Salah satu warga Megamendung, Asep (70), mengenang kondisi Jalan Cikopo Selatan dulu sebelum ramai seperti sekarang.

Kakek yang rumahnya di pinggir Jalan Cikopo Selatan ini menjelaskan betapa kontrasnya dulu kawasan itu dibanding sekarang.

Baca Juga: Kondisi Langka Terjadi di Puncak Bogor, Arus Kendaraan di Momen Natal 2025 Justru Turun

Termasuk profesi kebanyakan warga sekitar yang kini juga sudah berubah setelah puluhan tahun berlalu.

"Tadinya jalan kebun teh kan ini, dulu zaman Belanda," kata Asep kepada TribunnewsBogor.com.

Dia menjelaskan bahwa dulu memang sempat ada semacam pabrik pengolahan teh di kawasan Pasir Muncang, Megamendung.

Namun kini aktivitas di pabrik itu sudah tak ada lagi.

Selain itu kondisi Jalan Cikopo Selatan, katanya, dulu hanya berlapis bebatuan.

"Tadinya kan di sini jalannya gak gini, saya waktu sekolah juga kayak kali kering lah gitu, batu koral," kenang pria yang lahir di masa pemerintahan Presiden Soekarno ini.

Kondisi rumah warga pun, waktu Asep masih kecil, masih didominasi rumah panggung dengan kaki-kaki batu cadas dan dinding bilik bambu.

Rumah-rumah warga itu pun juga tidak banyak seperti sekarang.

"Rumah jarang dulu mah, warga juga rumahnya masih panggung, bilik," katanya melansir TribunnewsBogor.

TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Penampakan jalur alternatif puncak Bogor yang rencananya akan kena pelebaran jalan

Baca Juga: Mending Putar Balik, Nekat ke Puncak Bogor Tanggal Segini Siap-siap Kejebak Macet Parah

"Dulu mah kan pakai cadas bawahnya juga, atasnya bilik," imbuh Asep.

Sementara warganya, dulu lebih banyak yang berprofesi sebagai kusir atau penarik delman.

Bahkan di sepanjang Jalan Cikopo Selatan di masa itu, dikatakan hampir setiap rumah punya kuda.

"Dulu (transportasi) yang masuk ke sini cuman delman dulu mah," kata kakek kelahiran 1955 ini.

"Hampir tiap rumah punya kuda dulu mah, saya masih inget, bapak saya juga punya kuda dua ekor," imbuhnya.

Dulu kawasan Megamendung tak seramai didatangi pengunjung seperti sekarang.

Keramaian orang-orang di masa itu, seingat Asep, masih terpusat di wilayah Kota Bogor.

Sehingga warga sekitar di masa itu yang berprofesi sebagai penarik delman pun pergi ke Kota Bogor setiap pagi.

"Kuda dijadikan delman untuk narik penumpang, tapi nariknya bukan di sini, tapi ke Bogor, Kota Bogor, karena belum rame di sini," kata Asep.

Baca Juga: Mobil-Motor Dilarang Lewat Puncak Bogor Saat Malam Tahun Baru, Sebagian Jalur Alternatif Disekat

Namun kondisi sekarang di tahun 2025 ini, kondisinya sudah jauh berubah.

Banyak warga sekitar kini bekerja di dekat tempat tinggalnya di tempat-tempat wisata, cafe, hingga vila-vila yang semakin banyak bermunculan di kawasan Megamendung Puncak Bogor ini.

"Sekarang mah rame, banyak pariwisata di sini, yang bikin pariwisata aja masih ada, apalagi sekarang banyak tempat ngopi (cafe)," kata Asep.

Imbasnya, akses Jalan Cikopo Selatan pun kini ramai oleh kendaraan wisatawan dari motor, mobil pribadi hingga bus pariwisata berukuran besar.

Bahkan terkadang kemacetan juga terjadi seperti pada momen di hari libur ketika wisatawan ramai berkunjung ke Puncak Bogor.