Bagi Subadri, ular bukan sekadar hewan peliharaan. Ia adalah teman lama, makhluk sunyi yang penuh makna.
"Piton panjang empat meter, punya empat tapi yang kecil, nah yang kemarin itu sudah dipelihara sekitar 13 tahun," katanya.
Dalam kesunyian ular itu, Subadri seperti menemukan cara lain untuk berbicara, terutama pada mereka yang tak lagi menghormati batas antara jalan dan trotoar.
Ia tak berteriak, tak marah, hanya membiarkan ularnya berdiam di atas trotoar, seakan berkata dengan caranya sendiri yakni ini bukan jalurmu.
Benar saja, kehadiran ular piton itu membuat para pengendara motor berhenti. Tidak ada yang berani lewat.
Tak ada yang berani menyalip pejalan kaki. Hanya keheningan sejenak di tengah hiruk-pikuk kota, yang entah sejak kapan mulai kehilangan rasa tertibnya.