Harga SUV China Bisa Tinggal Rp 100 Jutaan, Bos Leapmotor Ungkap Alasannya

Naufal Nur Aziz Effendi - Selasa, 17 Juni 2025 | 16:00 WIB

bos Leapmotor sebut middle hingga large SUV China di masa depan harganya bisa tinggal Rp 100 jutaan (Naufal Nur Aziz Effendi - )

GridOto.com - Perang harga mobil dari produsen China tengah menjadi sorotan, karena banyak pihak yang belomba-lomba membuat produk dengan banderol terjangkau.

Terkait hal tersebut, baru-baru ini CEO Leapmotor, Zhu Jiangmin, membuat pernyataan yang menarik perhatian publik otomotif.

Bos Leapmotor itu menyebut bahwa di masa depan, produk baru mid hingga large SUV bisa dijual seharga 50.000 Yuan.

Kalau dikonversi ke Rupiah, angka tersebut setara Rp 113 jutaan saja (kurs 1 Yuan = Rp 2.265,82 per 17 Juni 2025).

"Wajar bagi produsen mobil untuk menjual SUV menengah hingga besar seharga 50.000 Yuan di masa depan seiring dengan penurunan biaya," kata Zhu Jiangmin, dilansir dari Carnewschina.

Carnewschina.com
CEO Leapmotor, Zhu Jiangming

CEO pabrikan yang berkantor pusat di Hangzhou, Zhejiang, itu menyebut penurunan biaya bisa terjadi karena kemajuan teknologi.

Zhu percaya bahwa di masa depan, biaya utama untuk sebuah mobil secara keseluruhan adalah Sistem-on-Chip (SOC), bersama dengan efisiensi bahan baku seperti baja, plastik, karet, aluminium, dan litium karbonat untuk baterai.

"Khususnya peningkatan integrasi chip, akan secara signifikan menurunkan biaya produksi kendaraan," bebernya.

Baca Juga: Perang Harga Mobil Listrik China Menggila, Pemerintah Negeri Tirai Bambu Ambil Langkah Ini

Pemerintah China sendiri menyerukan diakhirinya praktik perang harga ini untuk menghentikan persaingan yang berlebihan dan mencegah perlombaan menuju titik harga terendah di antara produsen mobil di sana.

Perdana Menteri China, Li Qiang, dalam laporan kerja tahunannya belum lama ini, ikut menggambarkan bahwa dinamika perang harga mobil bisa merugikan diri sendiri.

Asosiasi Produsen Otomotif China (CAAM) turut angkat bicara, memperingatkan bahwa "perang harga yang tidak teratur mengintensifkan persaingan yang kejam."

Asosiasi tersebut juga mengkritik salah satu pabrikan, dengan mengeluarkan pernyataan: "Produsen mobil tertentu telah memimpin dalam meluncurkan pemotongan harga yang signifikan dan banyak perusahaan telah mengikutinya, memicu babak baru kepanikan perang harga,".

Kementerian Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) China juga berencana mengeluarkan regulasi yang mempromosikan persaingan sehat.

Namun, beberapa pihak meragukan bahwa upaya ini akan berhasil dan menduga bahwa perang harga hanya akan semakin intensif.

Salah satunya disampaikan CEO Xpeng, He Xiaopeng, dimana pihaknya tidak terlalu optimis rencana Pemerintah China tersebut.

"Persaingan akan menjadi lebih intens dalam lima tahun ke depan, menggambarkan situasi saat ini sebagai pembuka untuk apa yang akan datang," tuturnya.