Tren Jual Mobil Bekas 0 Kilometer Marak di China, Main Curang Demi Hal Ini

Ferdian - Sabtu, 7 Juni 2025 | 12:30 WIB

Tren jual mobil bekas nol kilometer sedang heboh di China (Ferdian - )

GridOto.com - Kontroversi mengenai "mobil bekas nol kilometer" sedang ramai di sektor otomotif China.

Yang mana mobil yang mobil sudah didaftarkan secara resmi tapi tidak pernah digunakan dan malah membanjiri pasar mobil bekas.

Praktik ini memicu kekhawatiran luas karena menyamarkan data penjualan, menyesatkan konsumen, terutama yang tidak menyadari bahwa garansi dan kepemilikan telah berjalan sejak registrasi.

Selain itu hal ini juga bisa melemahkan stabilitas jangka panjang pasar otomotif, karena harga jual kembali dan persepsi nilai kendaraan menjadi terdistorsi.

Tokoh industri seperti Wei Jianjun, Ketua Great Wall Motor, telah angkat bicara menentang tren ini.

Ia menyerukan agar pelaku industri kembali ke prinsip dasar: mengutamakan kualitas produk, inovasi nyata, dan kepercayaan konsumen, bukan sekadar mengejar target penjualan jangka pendek.

Dengan regulator mulai menyoroti praktik ini dan mempertimbangkan tindakan tegas, sorotan kini tertuju pada bagaimana industri akan merespons—dan apakah konsumen bisa lebih terlindungi dari dampaknya.

Manuver ini memiliki beberapa tujuan yakni membantu produsen mobil mencapai target penjualan, memungkinkan dealer mengurangi stok yang tidak terjual, dan dalam beberapa kasus, memanfaatkan subsidi atau kebijakan ekspor yang terkait dengan status registrasi kendaraan.

Baca Juga: Enggak Disangka, Sekarang Mobil Bekas Cina Banyak Yang Beli, Ini Alasannya

Para analis menyebut praktik ini sebagai cerminan tantangan sistemik dalam industri.

Kelebihan kapasitas produksi masih menjadi masalah besar, dengan inventaris mobil penumpang nasional mencapai 3,5 juta unit pada April 2025.

Beberapa produsen bahkan hanya beroperasi dengan tingkat utilisasi di bawah 50%, sehingga mendorong taktik agresif untuk mengurangi tekanan inventaris.

Selain itu, perang harga yang intens dan ketergantungan pada subsidi pemerintah, khususnya di sektor kendaraan energi baru (NEV), menciptakan kondisi yang mendukung strategi penjualan yang tidak transparan ini.

Meskipun mobil-mobil ini sering ditawarkan dengan harga menarik, kadang hingga 30% lebih murah dari harga asli mereka, nyatanya tren ini bisa membawa resiko.

Garansi dimulai saat registrasi, bukan saat mobil dibeli oleh konsumen, sehingga pembeli bisa kehilangan masa garansi beberapa bulan.

Beberapa unit memiliki pinjaman yang belum lunas atau riwayat kepemilikan yang tidak jelas, menimbulkan risiko hukum dan keuangan.

Selain itu para analis memperingatkan bahwa konsekuensinya jauh melampaui transaksi individu.

Seperti data penjualan yang dimanipulasi bisa menyesatkan investor dan pembuat kebijakan.

Permintaan pasar yang sebenarnya menjadi buram, sehingga menyulitkan perencanaan industri.

Baca Juga: Inilah Beberapa Ciri dan Cara Cek As Roda Mobil Bekas Yang Rusak

Persaingan menjadi tidak sehat, karena harga mobil bekas seperti BYD Qin L jatuh 30–40% di bawah harga resmi, menciptakan efek domino pada model lain dan memperparah penurunan ekspektasi harga secara umum.

Sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kekhawatiran, Kementerian Perdagangan China mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada 27 Mei dengan pemain utama industri, termasuk BYD, Dongfeng, dan platform mobil bekas Guazi.

Mengutip carnewschina, para ahli pun membagikan solusi bagi konsumen, seperti mewaspadai iklan mobil "hampir baru" dengan diskon di atas 30%

Verifikasi nomor rangka (VIN), tanggal registrasi, riwayat servis, dan klaim asuransi.

Lalu datangi dealer terpercaya hingga minta perjanjian garansi tertulis.

Jika selisih harga hanya sekitar 10–15%, para ahli menyarankan untuk membeli mobil baru demi ketenangan dan perlindungan garansi penuh.

Namun, jika diskon sangat besar, konsumen harus benar-benar menimbang risiko dan manfaatnya.