"Akibat mengantre panjang untuk masuk ke Gunung Bromo membuat kami (sopir jip) mendapat komplain dari wisatawan yang tidak menikmati sunrise. Kami yang jadi tidak enak, dikira pelayanannya jelek," kata seorang sopir jip, Choirul Umam dikutip dari TribunNews.
Ia menilai, kenaikan harga tiket seharusnya bisa digunakan untuk memperbaiki manajemen.
"Petugas nya sedikit, scan barcode juga satu dan yang antre ratusan," tambahnya.
Pelaku Jasa Wisata Bromo Rudianto juga mengeluhkan hal yang sama.
Seiring naiknya tarif tiket seharusnya dipakai untuk memperbaiki fasilitas.
"Karena tentunya sangat merugikan pelaku wisata dan wisatawan juga. Kami kena komplain wisatawan," keluh Rudi.
Ia mengatakan, sebenarnya tidak masalah kalau tarif naik. Namun ia berharap manajemen tiket di Gunung Bromo juga bisa diperbaiki.