GridOto.com - Sasis dan suspensi pada Aerox Alpha “Turbo” ini ada banyak perubahan dengan fokus memberikan feeling layaknya super sport dan tentunya mengimbangi performa dari mesin baru yang lebih responsif.
Caranya, Yamaha mengganti suspensi depan dengan milik Yamaha NMAX Neo dan Turbo yang sudah terbukti lebih nyaman dan gak gampang mentok.
Diameter as-nya lebih besar, sekarang 30 mm, sebelumnya 26 mm, feeling-nya lebih stiff saat menikung dan hard braking.
Sedang yang belakang pakai suspensi be-subtank yang punya spring rate lebih keras.
Dipakai menikung terasa sangat stabil dan mudah dikendalikan, terutama ketika berpindah arah. Motor jadi tak terlalu mengayun saat melewati jalan bergelombang.
Tapi konsekuensinya, ketika lewat jalan rusak dan berbatu, khusus yang belakang memang terasa lebih keras kalau dibandingkan dengan Aerox sebelumnya.
Bahkan jika dibandingkan dengan Aerox tipe standar pun, versi “Turbo” ini masih lebih keras.
Oiya pada sasis, center tunnel atau bagian rangka di atas tangki yang terhubung dari rangka depan ke rangka belakang dibuat lebih tebal. Ini membuat frame menjadi lebih rigid.
Satu lagi, pada varian “Turbo” Ultimate dilengkapi dengan performance damper.
Part tambahan di rangka ini fungsinya untuk meredam lendutan rangka. Efeknya terasa lebih kaku dan stabil di tikungan, tapi makin lincah ketika diajak belok patah.
Sedang untuk rem, di belakang pada semua varian Aerox yang sudah pakai disc brake. Colek sedikit saja, rem belakang sudah sangat pakem. Dan khas Yamaha, tuas remnya empuk.
Sedang untuk antilock brake system (ABS) hanya ada di roda depan saja atau single channel, belakang belum diproteksi fitur canggih ini.
RIDING POSITION
Makin sporty, kini dek pijakan kaki Aerox Alpha “Turbo” ini punya bagian yang lebih tinggi di belakang.
Sehingga ketika kaki menapak di sana, feeling-nya bisa lebih racy.
Mau sporty khas sport bike bisa, mau gaya normal dengan menapakan kaki di depan juga bisa meski tak ada opsi selonjor seperti di NMAX.
Lainnya hampir tak ada yang berbeda. Setangnya masih tergolong rendah dan tidak terlalu lebar. Posisinya agak merunduk.
Joknya tebal tapi busanya tidak terlalu empuk. Di bagian depan jok sudah dibuat tirus sehingga kaki tidak terlalu mengangkang.
Tinggi joknya masih 790 mm, untuk yang tinggi badannya di bawah 170 cm dipastikan jinjit saat berhenti.
Sedang jok pemboncengnya masih tinggi memberikan kesan lebih sporty.