GridOto.com - Cairan anti bocor banyak beredar di pasaran karena menawarkan kepraktisan jika ban motor tertusuk benda tajam.
Saat ban tertusuk benda tajam dan terjadi kebocoran, penggunaan cairan anti bocor ini diklaim dapat mengatasinya karena cairan bisa langsung menutup lubang penyebab kebocoran.
Namun disamping kepraktisannya, ternyata cairan anti bocor bisa bikin repot di kondisi-kondisi tertentu.
Misalnya untuk kalian yang berencana repaint atau cat ulang pelek motor, menurut pemilik bengkel spesialis cat penggunaan cairan anti bocor bisa merepotkan.
"Ketika pelek dibuka, kotoran dari cairan anti bocor yang menempel di pelek susah dibersihkan," buka Yuka Farresto, pemilik bengkel JK Motoworks kepada Gridoto.
Baca Juga: Pantas Pabrikan Ban Tidak Sarankan Pakai Cairan Anti Bocor, Ini Efeknya
Sedangkan kotoran yang merupakan residu dari cairan anti bocor harus dibersihkan sebelum pelek dicat ulang.
"Jadi merepotkan karena harus diamplas dulu kotorannya. Kalau langsung dicat, catnya jadi enggak nempel," tambahnya saat dihubungi melalui pesan singkat pada Selasa (15/05/2025).
Selain itu, cairan anti bocor juga kerap membuat pentil ban tersumbat.
Hal itu bikin repot buat kalian yang ingin repaint pelek dengan cara cepat.
Baca Juga: Ban Motor Tidak Disarankan Pakai Cairan Antibocor, Ini Sebabnya
"Ban motor jadi enggak bisa dikempesin, jadi sulit buat diselipkan kartu," tambahnya.
Metode menyelipkan kartu ini dilakukan buat yang ingin repaint tanpa harus melepas ban.
Kartu diselipkan pada bibir pelek untuk menutupi bagian dinding ban agar tidak terkena semprotan cat.
Cara ini bisa dilakukan jika tekanan angin ban dikurangi terlebih dahulu, dan merepotkan kalau pentil bannya tersumbat.
"Waktu itu kami akalin dengan mencabut daleman pentil. Akhirnya ban bisa kempes," tutup pria yang bengkelnya berada di Cinere, Limo, Depok, Jawa Barat.
Nah itu tadi kekurangan pakai cairan anti bocor saat kalian ingin melakukan pengecatan ulang pada ban.