Agak Lain, Dedi Mulyadi Puyeng Dijatah Alphard, IONIQ 5 Sampai Mercy Sprinter, Endingnya Begini

Irsyaad W - Senin, 24 Februari 2025 | 08:15 WIB

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat inspeksi seluruh mobil dinas untuk dirinya (Irsyaad W - )

"Pak Sekda, oleh Bapak nanti alokasikan ubah jadi mobil rumah sakit."

"Yang ada pemeriksaan jantung, pemeriksaan ibu hamil, kalau perlu bisa mendeteksi kanker, pemeriksaan darah. Ini bisa kan, mobil lab. Tuh gagah."

"Jadi mobil rumah sakit. Kelengkapannya lengkapi. alokasi hitung berapa," ujar Dedi, dilansir dari TribunnewsBogor.com.

Ia menekankan, mobil tersebut nantinya akan digunakan oleh masyarakat.

Baca Juga: Pria Istimewa, Bisa Injak Kap Mesin dan Duduk di Atap Mobil Kepresidenan Prabowo

YouTube/Kang Dedi Mulyadi
Mercedes-Benz Sprinter 315 CDI A3 dinas Gubernur Jawa Barat yang diminta Dedi Mulyadi diubah menjadi rumah sakit

"Jadi Gubernur punya mobil rumah sakit, tapi bukan buat saya, buat warga. Kasihan diam saja jarang dipakai, berat," katanya.

Sementara untuk mobil Crown dan Camry, diberikan pada dinas yang membutuhkan.

"Sudah tua ini, dilelang saja. Tapi dinas masih ada yang mau pakai enggak? Pak Sekda, kasihin ke dinas."

"Kalau biaya pemeliharaannya tinggi lebih baik lelang. Kasihin dinas yang membutuhkan," katanya.

Sedangkan dua mobil listrik diberikan pada dinas dan staf.

"Mobil listrik ada dua ya. Kasihin Pak Sekda. Mau di ke siapain? Nanti yang dinas turunin lagi. Mobil listrik boleh lah buat di sini. Buat ibu saja (staf)," ujar Dedi.

Sedangkan Alphard, Dedi memberikannya pada Sekda Jabar Herman Suryatman.

Baca Juga: Salut! Anggota DPR Paksa Range Rover Vogue hingga Mogok Demi Salurkan Bantuan Korban Banjir di Kabupaten Bekasi

"Alphard Sekda saja. Masih bagus enggak ini? Layak Sekda pakai Alphard? Mobil bapak kasihin," papar Dedi Mulyadi.

Sedangkan untuk keperluannya sebagai Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi hanya meminta satu mobil Toyota Innova Zenix.

"Tadi ada Innova, itu boleh lah. Jangan terlalu banyak, lieur (pusing), nanti numpuk biaya pemeliharaan, biaya pajak di kita," pungkas Dedi Mulyadi.