GridOto.com - Direktur Pertamina Enduro VR46 Racing Team Alessio Salucci dipusingkan dengan mundurnya Fabio Di Giannantonio dari tes MotoGP Sepang.
Fabio Di Giannantonio hanya tampil sehari saja, karena kemudian mengalami patah tulang akibat crash yang dialaminya pada akhir hari pertama tes Sepang.
Alessio Salucci atau yang akrab dipanggil Uccio ini pusing lantaran persiapan timnya untuk MotoGP 2025 jelas terganggu.
Padahal biaya yang digelontorkan setiap tim untuk ikut tes pramusim MotoGP seperti yang terjadi di Sirkuit Sepang ini tidak lah sedikit.
"Tes seperti ini biayanya sekitar 350 ribu euro untuk satu tim, dan kami mengalami kerugian karena tak bisa tampil (sempurna)," kata Uccio, melansir GPOne.
Angka tersebut senilai dengan hampir Rp 6 miliar (kurs 1 euro senilai Rp 16.900 per 7 Februari 2025).
Biaya tersebut digunakan untuk transportasi, akomodasi, konsumsi dan lainnya yang dibutuhkan oleh pembalap dan para seluruh kru tim.
Yang bikin kesal Uccio juga adalah batasan jumlah ban, sehingga banyak unit ban kurang berkualitas yang terpaksa dipakai pembalap di lintasan.
"Bukan hanya mereka membawa ban yang sedikit, tapi yang diberikan mereka juga yang rata-rata, yang mana itu tak berguna di sini," jelas Uccio menyindir Michelin selaku pemasok tunggal ban MotoGP.
Baca Juga: Michelin Jawab Tuduhan Bos Aprilia Soal Crash Jorge Martin di Tes MotoGP Sepang
"Tim dipaksa untuk menempatkan pembalap memakai ban yang tidak bekerja, sehingga memaksa mereka menuju batasnya," tegas Uccio.
Alhasil banyak pembalap yang crash sejak hari pertama tes, termasuk yang dialami Fabio Di Giannantonio.
Rekan Diggia, Franco Morbidelli, juga mengalami crash yang sebenarnya tidak masuk akal untuk terjadi.
"Pada level ini, hanya ada sedikit gangguan dan kau terjatuh, risikonya menyakiti dirimu sendiri," lanjut Uccio.
Menurut Uccio ini sangat merugikan tiap tim, karena pembalapnya terancam cedera hanya karena ban yang dibawa adalah yang kualitasnya kurang begitu bagus.
"Pagi ini aku berbicara dengan pembalap dan meminta mereka melaju dengan lap lebih sedikit, tapi lebih berkualitas. Tidak perlu mengejar 100 lap, yang hanya 30 saja yang bagus tapi 70-nya tidak," ungkapnya.
"Kami ingin memahami cara menyelesaikan situasi ini, karena menurut kami ini sangat penting bagi olahraga ini. Aku mengatakan ini dengan tenang dan santai, tapi mereka harus melakukan sesuatu. Kami sebagai tim, ingin berbicara dan terlibat," tegasnya.
Dengan uang yang digelontorkan, hal itu sangat tidak sepadan dengan risikonya karena tes bisa menjadi percuma.
"Kadang aku hampir merasa takut menjalani tes," tuntas tangan kanan Valentino Rossi tersebut.