Masih Terus Dikembangkan, Ini Permasalahan Baterai Mobil Listrik

Radityo Herdianto - Kamis, 24 November 2022 | 09:00 WIB

Sistem penggerak Audi Q8 e-tron dapat ubahan pada baterai dan motor listrik belakang. (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Masih terus dikembangkan, ini permasalahan baterai mobil listrik.

Baterai jadi komponen vital sebagai penyimpan sumber energi listrik untuk memberi tenaga ke keseluruhan mobil listrik.

Teknologi baterai yang digunakan mobil listrik masih terus dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Dari hasil riset dan penelitian internal, Nathasya Natalia, Presenter xEV Center PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Plant 3, Karawang Barat, Jawa Barat setidaknya masih ada sejumlah permasalahan umum dari baterai yang digunakan saat ini.

"Baterai mobil listrik sekarang masih memiliki problem pada bobot dan jarak tempuh," sebut Nathasya.

Untuk sekarang, Nathasya mengatakan baterai mobil listrik yang paling capable digunakan adalah jenis lithium-ion.

Toyota
Platform e-TNGA di Toyota bZ4X

Baca Juga: Mobil Listrik Punya Komponen Power Control Unit, Ada Tiga Fungsi Utama

Baterai lithium-ion dinilai memiliki densitas energi yang besar dengan ketahanan pakai cukup lama.

Hanya saja ditemukan perbandingan antara bobot dan jarak tempuh yang masih sejalan.

"Mobil listrik yang bisa mencapai 500-an km setidaknya bobot baterai bisa mencapai 480 kg," ungkap Nathasya.

"Jika butuh jarak tempuh lebih jauh, bobot baterainya akan lebih berat," sambungnya.

Beratnya baterai yang tersemat berpengaruh pada power to weight ratio yang rendah.

Sehingga efisiensi tenaga yang dihasilkan belum bisa mencapai titik optimal.

"Beratnya baterai juga memengaruhi kapasitas yang akan menambah daya listrik serta waktu pengisian baterai," ujar Nathasya.

Electrek
Sel Baterai Mobil Listrik Tesla dari Panasonic

Baca Juga: Teknologi Mobil Listrik Hybrid Punya Dua Generator, Ini Fungsinya

Menurut Nathasya, penggunaan baterai mobil listrik kedepan yang masih dikembangkan saat ini adalah jenis solid state battery.

Baterai ini memungkinkan memiliki jarak tempuh jauh namun dengan bobot yang lebih ringan.

"Serapan daya listrik bisa disimpan dalam waktu singkat, sehingga bisa mencapai efisiensi waktu pengecasan, serta power to weight ratio yang lebih optimal dengan tenaga setara namun bobot lebih ringan," papar Nathasya.