Mitsubishi Pajero Sport Hilang Kendali Setelah Mengalami Aquaplaning, Begini Cara Menghindarinya Menurut Pakar Safety

Wisnu Andebar - Rabu, 26 Mei 2021 | 17:30 WIB

Mitsubishi Pajero Sport kecelakaan di Tol Jagorawi setelah mengalami aquaplaning. (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Kecelakaan tunggal yang melibatkan Mitsubishi Pajero Sport terjadi di KM 26+900 Tol Jagorawi, Sentul, Bogor, Jawa Barat terjadi pada Minggu (9/5/2021) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.

Beruntung pengemudi bernama I Made Donny beserta istrinya selamat dari peristiwa nahas ini dan tidak mengalami luka sedikit pun.

Namun, Mitsubishi Pajero Sport yang dikemudikannya rusak cukup parah, lantaran menabrak pembatas tol dan terperosok hingga menabrak pepohonan dekat tembok pembatas pemukiman warga.

Donny bercerita, awal mula terjadinya kecelakaan ini disebabkan efek aquaplaning, yang mana ban mobil mengambang atau tidak benar-benar menyentuh permukaan jalan akibat adanya genangan air.

Baca Juga: Pemilik Mitsubishi Pajero Sport Heran Diminta Ganti Rugi Rp 13 Juta Setelah Kecelakaan di Tol, Ini Kata Jasa Marga

"Saya melaju di Tol Jagorawi dari Jakarta menuju Bogor, sejak KM 40 mobil memang sudah terasa seperti selip karena genangan air, kondisi memang hujan lebat," kata Donny kepada GridOto.com, Rabu (26/5/2021).

"Di depan saya ada Toyota Kijang Innova, saya ikuti dari belakang berjarak 50 meter. Saya ikuti terus Kijang Innova itu dengan tujuan kalau terjadi aquaplaning pastinya dia duluan," sambungnya.

Donny mengungkapkan kalau dirinya terus membuntuti Kijang Innova itu dengan kecepatan 120-140 km/jam.

Tepat di KM 26+900 Kijang Innova lolos dari genangan air, sedangkan Pajero Sport yang dikendarai oleh Donny hilang kendali hingga menyebabkan kecelakaan.

Baca Juga: Pemilik Mitsubishi Pajero Sport Heran Diminta Ganti Rugi Rp 13 Juta Setelah Kecelakaan di Tol, Ini Kata Jasa Marga

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, aquaplaning disebabkan oleh hilangnya kontak atau grip antara ban dengan jalan akibat adanya genangan air.

Sony menjelaskan, jenis serta kondisi ban yang dipakai di mobil memengaruhi efek aquaplaning yang ditimbulkan.

"Ban yang mampu menyibak genangan air itu jenis HT, itu pun dengan kecepatan tertentu. Aquaplaning bisa semakin parah jika kondisi ban botak, penggunaan ban MT atau AT, ban kurang tekanan angin, kecepatan tinggi, reaksi agresif dari pengemudi, dan crosswind (angin dari arah samping)," ujar Sony.

Ia menilai, mengikuti kendaraan yang ada di depan dengan harapan slipstream atau berlindung adalah salah.

Baca Juga: Mitsubishi Pajero Sport Kecelakaan di Tol, Korban Malah Diminta Ganti Rugi Rp 13 Juta, Begini Tanggapan YLKI

Pasalnya, masing-masing kendaraan memiliki karakter dan keseimbangan yang berbeda, dan faktor crosswind tidak pilih-pilih kendaraan karena datangnya tidak bisa ditebak.

Bicara soal kecepatan, Sony menyebutkan idealnya mengikuti aturan yang sudah ditentukan di jalan tol yakni 60-80 km/jam, dan 100 km/jam hanya saat mendahului dengan waktu maksimal 20-30 detik.

"Menyikapi ketika kondisi hujan, kurangi kecepatan kendaraan 10 km/jam dari yang sudah ditentukan, dengan tujuan mendapatkan grip yang maksimal ketika terjebak aquaplaning," imbuhnya.

Selain itu, agar tidak terjebak aquaplaning, Sony menyarankan untuk selalu cek kondisi ban sebelum mengemudi, jangan sampai kondisi ban botak, kurang angin, dan jangan salah pilih tapak ban.

"Ketika kondisi hujan dan jalan tergenang air, jangan mengemudi agresif, zig-zag, dan kasar dalam memutar setir. Kurangi kecepatan kendaraan sebelum masuk genangan air, tahan setir dan tidak melakukan pengereman," pungkas Sony.