Menristek : Program Kendaraan Listrik Konsepnya Dari Hulu ke Hilir, Enggak Cuma Bikin Mobil atau Motornya Saja

Pilot - Rabu, 24 Februari 2021 | 18:09 WIB

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di ruas jalan tol Bali Mandara, Selasa (25/02/2020). (Pilot - )

GridOoto.com - Dalam mendukung program pemerintah menuju era kendaraan listrik di Tanah Air, Kementrian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah menyiapkan pondasinya.

Kendaraan listrik beserta komponennya menjadi prioritas dalam riset nasional.

Untuk itu dibentuk konsorsium riset pengembangan kendaraan listrik yang melibatkan 5 perguruan tinggi.

Kampus yang terlibat ada Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Institut Teknologi Bandung (ITB), Univeristas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Baca Juga: Mengenal Fungsi Battery Management System di Motor Listrik, Penting?

Baca Juga: Gandeng Pihak Swasta, Pemerintah dan PLN Ingin Percepat Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

"Teknologi yang coba dikembangkan adalah dari hulu ke hilir. Jadi tidak semata hanya membuat kendaraan listrik, tetapi juga komponen pendukung yang ada di dalamnya," terang Menristek/Kepala BRIN Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D, dalam pertemuan virtual dengan OTOMOTIF Group dan Lembaga Survei KedaiKOPI di Jakarta, Selasa (23/02) lalu.

Dalam sebuah kendaraan listrik ada beberapa komponen utama yang digunakan. Mulai dari baterai, controller, dan motor penggerak listriknya.

Makanya perlu riset mendalam untuk mengembangkan produk lokal pada komponen-komponen tersebut. Jadi tidak semata-mata membuat mobil atau motor listrik saja.

"Paling utama adalah baterai, yang merupakan komponen utama pada kendaraan listrik. Selama ini yang digunakan berbahan Lithium, dan kita masih impor dari Australia bahan bakunya," tambah Bambang.

Selain mengembangkan pembuatan baterai, juga disiapkan infrastruktur pendukungnya, seperti penerapan teknologi swap baterai, terutama untuk sepeda motor.

Istimewa
Menristek/Ketua BRIN Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D, kendaraan listrik proyek hulu ke hilir

Sehingga tidak perlu berlama-lama untuk mengisi baterai, cukup menukarnya dengan yang sudah terisi penuh.

Baca Juga: Percaya Kendaraan Listrik Bakal Penuhi Indonesia, Lebih Dari 24 Ribu SPKLU Akan Dibangun Hingga 2030

Baca Juga: Motor Bensin Dikonversi Jadi Motor Listrik, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?

"Sedangkan untuk mobil akan dibangun stasiun pengisian yang memiliki kemampuan isi cepat setara mmengisi BBM di SPBU," jelas Bambang lagi.

Sehingga pengguna kendaraaan listrik tidak perlu berlama-lama menunggu saat pengisian baterai.

Tujuannya agar pengguna kendaraan listrik semakin dimudahkan dan diharapkan semakin meningkat.