Jangan Diremehkan, Isi BBM di Bawah Standar Pabrikan Banyak Banget Loh Ruginya!

Harun Rasyid - Kamis, 6 Agustus 2020 | 18:58 WIB

Antrean mobil isi BBM di SPBU (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Soal bahan bakar kendaraan, biasanya seseorang cenderung memilih BBM yang harganya murah dengan alasan mengirit biaya pengeluaran.

Padahal, penggunaan BBM berkualitas dengan RON tinggi seperti Pertamax dan sejenisnya, bisa dibilang tidak ada ruginya.

Subokastowo, Kepala Bengkel Tunas Toyota Tangerang mengatakan, semua mobil era modern menurut standar pabrikan dianjurkan memakai bahan bakar minimal dengan RON 90.

"Di buku panduan pemilik, itu sudah ada mobil sekarang itu oktannya minimal pakai yang 90. Kalau pakai oktan yang lebih tinggi dari itu, akan lebih bagus. Tapi kalau pakai di bawah 90 seperti Premium sangat tidak direkomendasikan," ujar pria yang biasa disapa Subo saat dihubungi GridOto.com, Rabu (22/7/2020).

Baca Juga: Stok BBM Libur Idul Adha Aman, Pertamina Lakukan Langkah Antisipatif Lain Untuk Pemudik Saat Arus Balik

Ia mengungkapkan, memakai BBM di bawah RON 90 secara terus menerus membuat mesin rusak dan menghasilkan emisi gas buang yang buruk.

"Pemakaian Premium (RON 88) itu bisa menghasilkan emisi gas buang yang lebih kotor dibanding BBM yang oktannya lebih tinggi. Efeknya komponen mesin yang berkaitan dengan pembakaran semisal silinder, ring piston akan mudah rusak," ungkap Subo.

Subo menyebut, pemakaian BBM berkualitas rendah juga menyebabkan banyaknya penumpukan kotoran dari sisa pembakaran di dalam mesin.

Totalcarmagazine.com
Ilustrasi kotoran carbon di mesin mobil

"Memakai BBM di bawah standar pabrikan bisa menimbulkan kotoran menumpuk akibat pembakaran tidak terproses sempurna. Apalagi mobil modern itu rasio kompresinya tergolong tinggi," sebutnya.

"Jadi kalau pakai Premium itu pasti gas buangnya jelek, menimbulkan kerak atau kotoran yang banyak. Mesin juga bisa bunyi ngelitik dan banyak kasus saat head mesinnya di bongkar, dalaman mesinnya kelihatan seperti gosong," tambah Subo.

Baca Juga: Pikap VW Crew Cab Bermotor Listrik Bisa Tempuh 560 Km Tanpa Isi BBM

Ia menjelaskan, pengendara juga bakal merasa tidak nyaman saat mengemudi mobil yang mengkonsumsi BBM di bawah standar.

"Secara pemakaian, bbm oktan di bawah standar pabrikan bikin mesin kurang halus, getarannya tinggi, mesin gampang panas dan respon tenaga juga lambat. Jadi bukannya ngirit jadi malah banyak kerugiannya," kata Subo.

Uje
Mesin overheat piston pecah di dalam mesin

Selain itu menurut Subo, umur mesin mobil juga jadi lebih pendek dibanding yang memakai BBM sesuai standar.

"Mobil yang pakai Premium terus-terusan atau digunakan setiap hari, biasanya dalam 5 tahun juga sudah banyak penyakitnya. Part yang sering rusak itu bagian ring piston, nah ini kalau duganti pemasangannya sebenarnya simpel tapi harus turun mesin. Biaya turun mesin di bengkel saja mencapaj Rp 3 juta," jelas Subo.

Baca Juga: Uji Coba BBM D-100 Menggunakan Toyota Kijang Innova Diesel, Menperin Bilang Suara Mesin Halus

"Ring piston juga harus beli 1 set harganya Rp 6 jutaan karena enggak bisa beli satuan. Belum lagi kalau injectornya rusak karena tersumpal penumpukan kerak tadi, harus ganti dan biayanya Rp 2,5 juta," terangnya lagi.

Subo menambahkan, karena minim kerusakan biaya perawatan mobil yang mengkonsumsi BBM standar pabrikan tentunya akan lebih irit.

Rianto Prasetyo / GridOto.com
Ilustrasi Mobil Isi Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax

“Kalau rutin pakai BBM berkualitas seperti Pertamax, mesin mobil pasti umurnya lebih panjang, komponen dalam mesin lebih bersih dari kerak dan performanya juga lebih baik. Kalau dibandingkan soal biaya servisnya memang kurang lebih sama, tapi bedanya cuma part mesin tidak rawan rusak kalau pakai BBM sesuai anjuran pabrikan,” tuturnya.

Makanya sob jangan beranggapan, memakai BBM di atas RON 90 itu merugikan.

Baca Juga: Ini Kerugian Kalau Sering Campur BBM Oktan Tinggi dan Oktan Rendah

"Walau sekarang bengkel resmi ada layanan injector cleaner dan carbon cleaner untuk membersihkan kerak di dalam mesin, tapi kalau pakai Premium terus akan kotor lagi. Jadi jangan pakai BBM di bawah standar atau yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan," tutup Subo.

Waduh pakai BBM di bawah standar pabrikan, bukannya untung malah buntung sob.