Waduh! Ini Bahayanya Truk ODOL, Dari Perbesar Blind Spot Sampai Rem Blong

Gayuh Satriyo Wibowo - Jumat, 7 Februari 2020 | 19:20 WIB

Ilustrasi truk ODOL oleng dan membahayakan pengguna jalan (Gayuh Satriyo Wibowo - )

GridOto.com - Truk Over Dimension Overload (ODOL) tak jarang jadi penyebab terjadinya kecelakaan di jalan.

Sebut saja tragedi yang terjadi di Tol Cipularang KM 91 pada 2 September 2019 lalu.

Kecelakaan beruntun tersebut melibatkan setidaknya 20 kendaraan dari truk sampai kendaraan penumpang.

Dua truk pengangkut tanah pun disebut-sebut menjadi dalang dalam kecelakaan tersebut yang salah satu penyebabnya karena dianggap ODOL.

Istimewa
Situasi di sekitar lokasi kecelakaan beruntun yang terjadi di KM 91 Tol Cipularang.

(Baca Juga: Truk ODOL Bikin Biaya Pemeliharaan Tol Palikanci Melambung, Tembus Rp 41 Miliar di 2019)

Mengangkut barang secara berlebihan memang dinilai dapat mengurangi biaya pengiriman barang.

Namun dibalik iming-iming keuntungan tersebut ada bahaya yang mengintai semua truk ODOL.

Bahaya kendaraan angkutan ODOL tak hanya mengancam keselamatan sang sopir saja namun juga pengguna jalan lain.

Berikut 7 bahaya kendaraan angkutan ODOL yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, lansiran situs resmi NTMC Polri.

(Baca Juga: Kecelakaan Akibat Salah Injak Pedal Gas, Apa yang Mesti Dilakukan? Begini Kata Polisi)

1. Memperbesar Blind Spot

Area blind spot adalah titik buta bagi pengemudi sekaligus area berbahaya bagi pengendara lain.

Pasalnya pengendara tidak bisa melihat titik tertentu termasuk posisi kendaraan lain.

Semakin panjang dan lebar dimensi kendaraan, atau makin 'gendut' muatan melebihi bak, makin besar pula area buta kendaraan.

Otomatis hal ini menimbulkan potensi bahaya yang lebih besar karena pengemudi bisa saja tidak menyadari kendaraannya menyerempet kendaraan lain.

Istimewa
Area blind spot (titik buta) di sekitar truk

(Baca Juga: Truknya Belum Pernah Kena Kasus ODOL, Daimler Indonesia Siap Bantu Kepolisian Jika Terlibat)

2. Ruang Gerak Terbatas

Semakin 'gendut' kendaraan angkutan, maka pergerakan kendaraan ODOL makin terbatas.

Hal tersebut menyebabkan kendaraan ODOL hanya bisa dikendarai di lokasi-lokasi tertentu dengan tempat yang lapang.

Bahkan untuk mengisi BBM terkadang kesulitan.

Pasalnya kendaraan tidak bisa masuk di setiap SPBU karena bodi kendaraan yang terlalu panjang atau lebar.

(Baca Juga: Truk Kontainer Pengangkut Beton Tabrakan, Tol Jagorawi Macet Parah)

3. Bagian Depan Mudah Terangkat

Penambahan dimensi panjang bak ke belakang di bagian overhang atau muatan berlebih di bak belakang membuat potensi ban depan terangkat makin besar.

Bahkan tidak hanya bannya saja, tapi juga kepala truk juga terangkat.

Potensi tersebut meningkat apabila melewati jalanan menanjak.

Risiko berikutnya kemungkinan besar muatan bakal tumpah lalu bagian depan mobil terbanting keras.

Instagram @satlantasacehbesar
ilustrasi truk wheelie

(Baca Juga: Truk ODOL Bikin Jalan Cepat Rusak, Segini Kisaran Kerugian Pengelola Jalan Tol)

4. Pengereman Tidak Maksimal

Beban yang berlebih menuntut sistem pengereman bekerja lebih keras dan membuatnya mudah panas.

Efek tak kuatnya rem membuat jarak pengereman lebih panjang.

solo.tribunnews.com
Ilustrasi kecelakaan Truk Rem Blong

Yang terburuk jika sistem pengereman mengalami kegagalan alias blong saat melintasi turunan.

Ini pula yang diduga menyebabkan dua truk pengangkut tanah gagal mengerem dan memicu kecelakaan besar di Tol Cipularang, 2 September 2019.

(Baca Juga: Truk Rem Blong Hajar Empat Motor di Lampung Selatan, Seharusnya Apa yang Dilakukan Saat Alami Rem Blong?)

5. Miring dan Terbalik Saat Menikung

Muatan yang turut bergerak karena terlalu tinggi atau terlalu gendut turut meningkatkan gaya sentrifugal saat mobil melaju kencang di jalanan menikung.

Akibatnya mobil terangkat oleh bebannya sendiri dan terbalik ke luar.

Begitu pula saat mobil berjalan pelan, muatan bisa memperbesar gaya sentripetal yang berakibat sama, mobil terangkat dan terbalik ke dalam.

Polsek Ponjong
Truk terguling di Gunung Kidul

(Baca Juga: Truk dan Bus Tidak Boleh Melintas di Jalur Pantura Brebes Selama Empat Hari, Motor dan Mobil Gimana?)

6. Tidak Kuat Menanjak

Tidak kuat menanjak merupakan potensi bahaya kendaraan angkutan ODOL yang kerap terjadi.

Saat beban terlalu berat dan kemiringan tanjakan terlalu tajam membuat tenaga kendaraan tidak kuat menanggung beban.

Akhirnya kendaraan pun mogok karena tidak kuat menanjak.

Mending jika hanya mogok, kalau sampai bagian depan terangkat dan muatan tumpah bisa sangat merugikan.

Begitu pula jika sampai kendaraan meluncur ke belakang, akibatnya bisa saja mencelakakan pengguna jalan lain di belakang.

(Baca Juga: Truk Kelebihan Muatan Dilarang Melintasi Jalan Tol di 2020, Ini Kata Distributor Truk Asal Eropa)

7. Kendaraan Rusak di Tengah Jalan

Paling sering ditemui yaitu sasis bengkok atau patah karena berat muatan jauh melebihi daya angkut maksimal sasis.

Belum lagi kalau terjadi ban meletus dan yang lain.

Bila terjadi kecelakaan maka bukan hanya pihak perusahaan yang akan mengalamai kerugian tapi juga pengemudi dan pengguna jalan lain.