Mengenal Magnesium dan Titanium, Material Selain Karbon yang Tren Buat Motor MotoGP

Rezki Alif Pambudi - Selasa, 31 Desember 2019 | 21:25 WIB

Honda RC213V (Rezki Alif Pambudi - )

Karakternya sangat ideal untuk konstruksi part motor yang ringan tapi juga cukup kuat.

Material ini sudah sangat populer di dunia angkasa luar sejak awal abad ke-20 karena sifatnya ini.

Dengan massa jenis atau kerapatan 1,73 gram/cm3, material ini lebih ringan dari aluminium (2,73 gram/cm3), juga dengan titik leleh 650 derajat Celcius menjadi yang paling rendah di antara logam alkali lainnya.

Di MotoGP, magnesium dapat ditemui di beberapa komponen mesin, dan yang paling sering adalah di pelek.

Pelek yang dibuat dari aluminium dan magnesium perbedaannya sangat jauh.

(Baca Juga: Ini Alasan Fabio Quartararo Pindah dari Prancis ke Andorra, Suasananya Kayak Kampung Rossi)

Dalam 1 pasang pelek, perbedaannya bisa mencapai 7,4 kg, atau secara umum pelek berbahan magnesium lebih ringan setengah kalinya dibanding aluminium.

Penggunaan optimal magnesium pastinya harus dipadukan dengan beberapa elemen lain, baik aluminium, seng, zirkonium, mangan, dan lainnya.

Pelek berbahan magnesium dibuat dari hot forging dengan temperatur 250 sampai 450 derajat Celcius, ditekan dengan gaya dari mulai 600 sampai 13 ribu ton secara progresif dan berulang untuk menguji kekuatannya.

Tidak cuma di MotoGP, magnesium juga sangat dibutuhkan di tubuh manusia.