Wuih! Ada Penampakan Becak Listrik di GIIAS 2019 Medan, Segini Biaya Pembuatannya

M. Adam Samudra - Rabu, 23 Oktober 2019 | 14:45 WIB

Penampakan becak listrik di GIIAS 2019 Medan (M. Adam Samudra - )

GridOto.comPLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara berinisiatif membangun becak listrik dan Universitas HKBP Nommensen dipilih menjadi mitra pertama untuk membangun prototipe.

Menariknya, becak listrik ini pun dipamerkan di ajang GIIAS Medan 2019.

Project becak listrik ini, adalah inovasi PLN bersama perguruan tinggi setelah mobil dan sepeda motor listrik yang juga sudah diuji coba.

Pasalnya, mobilitas masyarakat, seperti mengantar anak-anak sekolah, ibu-ibu berbelanja, pergi bekerja dan sebagainya, banyak yang menggunakan becak motor (betor). 

Bahkan betor sudah menjadi semacam ikon Kota Medan dan Pematang Siantar.

Berbagai merek mesin pun sudah digunakan sebagai kendaraan penarik betor di Sumut, tetapi seluruhnya masih menggunakan energi fosil atau bahan bakar minyak.

(Baca Juga: Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik, Nissan Kerja Sama dengan PLN)

Dan karena tidak sedikit yang sudah tua, maka moda transportasi ini termasuk menjadi penyumbang polusi udara yang signifikan.

Untuk itu, Rohancen Barus sebagai Tim pengembang Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen mengatakan, tujuan menciptakan becak listrik ini ingin mengedukasi kepada masyarakat kota Medan.

"Jadi becak listrik ini untuk sosialisasikan ke masyarakat mengenai kendaraan listrik. Jadi dengan becak listrik ini masyarakat bisa lebih menggunakan kendaraan ini. Kalau kendaraan bermotor saja masyarakat kurang penasaran. Jadi tujuan utamanya untuk memperkenalkan kendaraan listrik," kata Rohancen kepada GridOto.com di Medan, Rabu (23/19/2019).

Rohancon mengaku, becak listrik ini juga sedang dicipatkan lebih efisien dengan menggunakan tenaga matahari (solar panel) untuk mensuplai langsung ke baterai.

(Baca Juga: Membuka Pameran GIIAS, Ini Harapan Gubernur Sumatera Utara)

Untuk satu baterai, lanjut Rohancen, jarak tempuh perjalanan sekitar 60 Km dengan pengisian baterai selama 4 jam.

"Jadi kita enggak perlu ngecas lagi, jadi kalau dicas pakai listrik kelamaan," ujar Rohancen.

Rohancen menilai, untuk membuat becak listrik itu pihaknya menghabiskan biaya pengembangan sekitar Rp 30 juta.

"Jadi becak listrik ini untuk mensosialisasikan ke masyarakat mengenai kendaraan listrik. Jadi dengan becak listrik ini masyarakat bisa lebih menggunakan kendaraan ini. Kalau kendaraan bermotor saja masyarakat kurang penasaran. Jadi tujuan utamanya untuk memperkenalkan kendaraan listrik.

Rohancen mengaku, becak listrik ini juga dicipatkan lebih efisien dengan mengunakan tenaga matahari (solar panel) untuk mensuplai langsung ke baterai.