Mobil Produksi Indonesia Sudah Ada di 80 Negara, Gaikindo: Jangan Cuma Jago Kandang

Muhammad Rizqi Pradana - Sabtu, 29 Juni 2019 | 20:10 WIB

All New Honda Brio di pelabuhan Tanjung Priok yang siap diekspor. (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Beberapa waktu lalu telah diberitakan bahwa kondisi penjualan kendaraan bermotor baru, khususnya mobil, di Indonesia sedang mengalami kelesuan.

Tapi menariknya, hal tersebut dibarengi oleh pertumbuhan ekspor kendaraan secara utuh (CBU) sebesar 20 persen.

Menurut Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) paradigma industri otomotif Indonesia memang sudah berubah.

“Jadi kalau dulu fokusnya hanya untuk pasar dalam negeri, sekarang orientasinya adalah bagaimana kita memproduksi sesuatu yang bisa dipakai di negara lain,” kata Kukuh kepada GridOto di acara GIIAS TALK X BLIBLI.COM (29/6).

(Baca Juga: Ekspor Meningkat, Gaikindo Sebut Bakal Ada Mobil Baru Karya Anak Bangsa yang Dikirim ke Luar Negeri)

“Dan sejauh ini, Indonesia sudah ekspor mobil ke kurang lebih 70 atau 80 negara, makanya mungkin orientasinya kalau kita pameran ini harusnya adalah dari Indonesia untuk dunia kita ekspor mobil,” lanjutnya.

Dia mengatakan bahwa tahun lalu Indonesia telah mengekspor 230 ribu unit mobil CBU, cukup untuk menorehkan kontribusi sebesar 4,5 persen dari total ekspor non-migas Indonesia.

Jumlah tersebut juga masih jauh dari batas kapasitas produksi di Indonesia, yang menurut Kukuh bisa mencapai 2 juta unit lebih.

“Kalau kita tingkatkan, bisa berpotensi untuk berkontribusi lebih, (GIIAS) ini yang kita jadikan salah satu upaya untuk semakin dikenal dunia, (bahwa) Indonesia punya potensi lho industri otomotifnya,” ucap Kukuh.

(Baca Juga: Ekspor Mobil Barunya Turun di Awal 2019, Toyota Siap Ekspansi ke Negara Tujuan Baru)

Karena kemampuan produksi industri otomotif Indonesia yang sangat besar ini juga lah, Kukuh mengatakan bahwa bukan tidak mungkin ekspor mobil CBU Indonesia bisa menjadi komoditas andalan ke depannya.

“Kalau ekspornya kita tingkatkan, nambah 4 kali lipat, katakanlah ekspornya 1 juta, domestiknya 1 juta, kita bisa menjadi kontributor tertinggi ekspor non migas,” tuturnya.

“Jangan hanya jadi pemain lokal jago kandang, kita harus jadi pemain global,” pungkasnya.