GridOto.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut usaha kecil dan menengah (UKM) adalah tulang punggung perekonomian Indonesia.
Pada tahun 2016 saja, UKM menyumbang 60,84 persen pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional.
Menjawab perkembangan tersebut, Shell meluncurkan produk ritelnya: Shell Fleet Card prabayar (12/7/2018).
Alat transaksi cashless tersebut merupakan yang kedua, setelah pada Maret 2017 lalu Shell meluncurkan fleet card pascabayarnya.
(BACA JUGA: Terungkap! Ternyata Robert Kubica Pernah Hampir Jadi Pembalap Ferrari F1)
Secara umum, Shell Fleet Card berfungsi mengefisienkan budget BBM perusahaan konsumen.
Wahyu Indrawanto, Direktur Retail PT Shell Indonesia mengatakan, dengan Fleet Card, perusahaan dapat meminimalisasi terjadinya penyalahgunaan biaya bahan bakar.
"Melalui sistem Fleet Card, perusahaan akan mendapatkan laporan pembelian BBM secara harian dan bulanan dari laporan yang dikirimkan pihak Shell," ujar Wahyu.
Secara keseluruhan, Shell Fleet Card pascabayar dan prabayar hanya memiliki perbedaan pada pasar yang disasar.
(BACA JUGA: Honda HR-V Resmi Meluncur di Malaysia, Ada Beda Sedikit dari Versi di Thailand)
Kartu pascabayar berperan seperti kartu kredit, menyasar segmen korporasi besar, yang mengutamakan kredit atau post-paid dalam manajemen bahan bakar kendaraan operasionalnya.
Sementara itu, kartu prabayarnya membidik UKM yang notabene melakukan pembatasan budget bagi kendaraan operasionalnya.
"Setelah di-top up, perusahaan bisa membatasi transaksi, semisal hanya Rp 300 ribu," terang Hani Rochani, Commercial Fleet Sales Manager PT Shell Indonesia.
"Berdasarkan jumlah liter juga bisa, misal hanya 20 liter," lanjutnya.
(BACA JUGA: Mesin F1 Ferrari Lebih Bagus dari Mercedes, Kata Dua Orang Ternama Ini)
Selain 2 hal tersebut, Shell Fleet Card prabayar juga bisa membatasi waktu dan lokasi transaksi juga.
"Semisal hanya bisa transaksi pada hari kerja saja atau di Jakarta saja," tambahnya.
"Ini semua merupakan komitmen Shell dalam memenuhi kebutuhan konsumen," pungkas Hani.