Menurut Sosiolog, Ini Alasan Kasus Geng Motor Belum Bisa Diatasi

Rizky Septian - Selasa, 26 Desember 2017 | 15:13 WIB

Pelaku penjarahan toko pakaian geng motor Jepang singkatan dari Jembatan Mampang yang bermarkas di J (Rizky Septian - )

GridOto.com - Geng motor kembali berulah di Depok dan Sukabumi dengan melakukan penjarahan toko.

Musni Umar, Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta menyebut fenomena sosial ini sungguh memprihatinkan.

Ia menjelaskan, setidaknya ada lima persoalan yang menjadi akar masalah sehingga permasalahan geng motor tidak pernah bisa diatasi.

"Saya sebut 5 K," kata Musni Umar, seperti yang dilansir Tribunnews (26/12).

(BACA JUGA: Mantap, DKI Jakarta Kini Punya Kendaraan Penyapu Jalan)

Pertama, kurang pendidikan terutama pendidikan agama.

Para geng motor tidak mempunyai pendidikan yang memadai.

Akibat kurang pendidikan, maka tidak bisa diterima bekerja di pemerintahan dan swasta.

Untuk membuka usaha sendiri, tidak mudah karena tidak ada keahlian, tidak ada modal dan tidak ada yang memandu atau membimbing mereka.

"Lebih parah lagi para geng motor kurang pendidikan agama. Banyak pemuda yang kurang pendidikan umum, tetapi mereka memperoleh pendidikan agama yang baik di masa kecil, sehingga memiliki benteng diri yang kukuh dan kuat dalam menghadapi godaan dan tantangan hidup, sehingga tidak melakukan perbuatan kriminal sesusah apapun kehidupan mereka," jelas Umar.