Namun, perjalanan Ford merealisasikan kerja sama dengan CATL tidak lepas dari tantangan politik.
Rencana pembangunan pabrik baterai berbasis teknologi CATL di Virginia sempat ditolak oleh gubernur setempat karena kekhawatiran terhadap keterkaitan dengan China.
Sebagai alternatif, Ford kini membangun fasilitas tersebut di Michigan dan menargetkan mulai beroperasi pada tahun depan.
Di tengah dorongan pemerintahan AS untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk China, Ford menilai pendekatan ini lebih baik dibanding terus mengimpor baterai buatan China yang kini sudah banyak digunakan di sektor energi AS.
“Dengan kebutuhan energi di Amerika Serikat yang terus meningkat, rasanya jauh lebih masuk akal memproduksi baterai di dalam negeri dibanding terus mengandalkan impor dari China,” tambah Ford.
Ford juga mengungkapkan telah menjajaki minat pasar dengan berbicara langsung kepada calon pelanggan terkait penjualan sel baterai penyimpanan energi.
Baca Juga: Dijual Terbatas, Seganas Ini Tenaga Ford Everest Titanium 25th Anniversary Edition
Hasilnya, respons yang diterima sangat positif. Selain cocok untuk kendaraan listrik, sel baterai LFP juga dikenal andal untuk sistem penyimpanan energi, sehingga langkah Ford dinilai tepat.
Ke depan, Ford menargetkan dapat mengembangkan baterai murah buatannya sendiri dengan memanfaatkan pembelajaran dari kerja sama lisensi dengan CATL.
Menurut Lisa Drake, tanpa kemitraan tersebut, Ford membutuhkan waktu hingga satu dekade untuk mengejar dan mengembangkan teknologi LFP yang kompetitif secara mandiri.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
| Sumber | : | Carscoops.com |
KOMENTAR