Secara banderol, Vixion R dinilai terlalu dekat dengan model-model sport Yamaha lain yang memiliki karakter dan keunikan lebih kuat di mata konsumen.
“Memang kami melihat segmen, karena Vixion R itu secara harga juga banyak dekat dengan varian-varian lain yang lebih unik,” jelas Rifki.
Ia mencontohkan model seperti XSR, R Series, dan MT Series yang menawarkan identitas desain serta karakter berkendara berbeda, sehingga lebih menarik bagi konsumen di kisaran harga tersebut.
“Jadi mungkin customer dengan harga segitu lebih ke arah yang sudah ke segmen tadi yang beda-beda itu,” sambungnya.
Dengan kondisi tersebut, Yamaha akhirnya memposisikan Vixion sebagai motor sport standar tanpa embel-embel performa tambahan seperti pada versi R.
Langkah ini sekaligus mendorong konsumen untuk beralih ke model sport Yamaha lain yang dinilai lebih spesifik dan punya ciri khas kuat.
“Makanya Vixion itu sebagai standar sport Yamaha, ya sudah kami sediakan yang standarnya saja, enggak perlu yang R. Supaya konsumen beralih ke varian-varian yang lain yang lebih unik,” tutup Rifki.
Sebagai informasi, perbedaan utama Yamaha Vixion R yang sebelumnya menjadi varian tertinggi dengan Yamaha Vixion standar terletak pada sektor mesin.
Vixion R dibekali mesin 155 cc berteknologi Variable Valve Actuation (VVA), sementara Vixion standar masih mengandalkan mesin 150 cc SOHC.
Sebelum dihentikan penjualannya, Yamaha Vixion R dipasarkan dengan harga Rp 34,02 juta on the road (OTR) Jakarta.
Sementara Yamaha Vixion tipe standar saat ini masih dijual dengan harga Rp 30,25 juta OTR Jakarta.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR