Pada tahun 1986, Corona GL digantikan oleh model lebih baru yakni Toyota Corona EX Saloon disertai beberapa upgrade fitur.
Interior EX Saloon dilapisi bahan beledu halus, awam menyebutnya beludru, sehingga memberi nuansa ala ruang keluarga mewah.
Corona EX Saloon juga dilengkapi cool box yang diletakkan di bawah dasbor. Plus adanya power window dan power steering menjadikan Corona sebagai mobil mewah pada zamannya.
Generasi Kelima (1988)
Walaupun nama resminya masih Toyota Corona EX Saloon, tapi pecinta di Indonesia memanggilnya sebagai Corona Twin Cam lantaran mesin yang dipakai menggunakan teknologi Dual Over Head Camshaft (DOHC) 16 valve yang akrab disebut twin cam alias katup ganda disertai pasokan bahan bakar injeksi (EFI).
Ada 2 pilihan mesin yang dipakai. Pertama, mesin 4A-FE 1.600 cc yang sama persis dengan milik Corolla dan unit lebih besar 3S-FE 2.000 cc yang kelak dipakai oleh Corona Absolute.
Sama dengan pendahulunya, tersedia pilihan transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed yang halus dan nyaman di jalan.
Wheelbase lebih panjang sebagai bukti bahwa Corona diposisikan sebagai sedan menengah.
Hal ini didukung dengan desain bodi tidak kaku dan terlihat elegan, serta tampak modern dengan desain aerodinamis dan mewah.
Daya tarik lain hadir dari bagian dalam kabin dengan aplikasi speedometer digital yang terlihat futuristis dan unik.
Ditambah kabin nyaman, membuat Corona Twin Cam banyak diincar kalangan yang ingin tampil memukau di jalan.
Sebagai informasi tambahan, tahun 1990 Toyota Corona mencetak sejarah dengan merayakan produksi ke 10 juta secara global.
Generasi Keenam (1993)
Generasi ini menjadi 'edisi perpisahan' Toyota Corona di Indonesia.
Menyandang nama Absolute di belakang kata Corona, terjadi revolusi desain dengan dimensi yang lebih besar dan berisi ketimbang model sebelumnya.
Posisinya disebut sebagai perantara antara Corolla dan Crown.
Benefit bodi besar adalah ruang dalam yang ekstra lega, terutama di bagian belakang dengan alas jok lebar dan empuk, serta sudut kemiringan sandaran punggung yang dirancang sedemikian rupa supaya dapat menopang tubuh dengan rileks dan nyaman.
Plus tersedia sandaran kepala untuk menambah kenyamanan penumpang.
Untuk mesin, Corona Absolute masih setia pada unit 1.600 cc dan 2.000 cc twin cam dengan opsi transmisi manual 5-speed atau otomatis 4-speed.
Di tahun 1996, Corona memperoleh sentuhan ringan pada desain bumper depan dan belakang dengan meniadakan lis hitam tebal yang mengitari bumper.
Panel ini diganti dengan lis lebih tipis dan dicat sewarna bodi mobil. Peremajaan juga terlihat di belakang, dengan mengganti mika putih pada lampu sein menjadi kuning.
Masih di tahun 1996, Toyota fokus pada Corona dengan mesin 2.000 cc yang secara resmi masih menyandang nama EX Saloon, atau lengkapnya Toyota Corona 2.0 EX Saloon.
Menariknya, terdapat pilihan transmisi otomatis 5-speed yang menjanjikan kenyamanan berkendara lebih baik.
Sayangnya, Toyota Corona resmi pamit dari pasar Indonesia pada tahun 1998 dan keberadaannya digantikan oleh Toyota Camry yang berada satu level di atas Corona.
Reposisi ini menempatkan Corolla sebagai pemain tunggal dari Toyota di level sedan menengah hingga sekarang.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR