Gunakan gigi rendah sejak awal turunan panjang, dan jaga jarak aman dari kendaraan di depan agar tidak perlu sering menginjak rem.
Baca Juga: Kampas Rem Mobil Cepat Habis, Penyebabnya Bisa Karena Komponen Ini
3. Menginjak rem dan kopling secara bersamaan pada mobil manual
Banyak pengemudi mobil bertransmisi manual yang terbiasa menekan pedal rem bersamaan dengan kopling saat ingin memperlambat laju kendaraan.
Padahal, teknik ini tidak bisa diterapkan dalam segala situasi.
Saat kopling ditekan, hubungan tenaga antara mesin dan roda terputus sehingga mobil kehilangan bantuan daya pengereman dari mesin.
Kondisi ini membuat mobil lebih sulit dikendalikan, terutama pada kecepatan tinggi.
Untuk pengereman yang optimal, tekan rem terlebih dahulu, baru kopling saat ingin menyesuaikan kecepatan.
Gunakan kopling dan rem bersamaan hanya saat mobil hampir berhenti atau dalam keadaan darurat untuk mencegah mesin mati.
Baca Juga: Lewati Genangan Air Bikin Rem Mobil Bunyi Berdecit, Ini Solusinya
4. Terlalu sering rem mendadak
Menginjak rem secara tiba-tiba memang bisa menghentikan mobil dengan cepat, namun jika dilakukan terus-terusan, kebiasaan ini memberi tekanan berlebihan pada sistem pengereman sekaligus ban.
Permukaan ban bisa aus tidak merata atau bahkan membentuk flat spot yang mengurangi daya cengkeram. Saat di jalan licin, hal ini sangat berisiko menyebabkan selip.
Sebaiknya lakukan pengereman bertahap dan halus, atau gunakan intermittent braking.
Bagi kendaraan yang sudah dilengkapi sistem ABS, tekan pedal rem secara konstan tanpa dilepas agar sistem bekerja optimal menjaga traksi ban.
Oh ya, selain memahami teknik pengereman yang benar, pengemudi juga perlu melakukan perawatan rutin pada kendaraan.
Salah satunya dengan mengganti kampas rem ketika muncul tanda-tanda seperti suara berdecit atau daya cengkeram yang mulai berkurang.
"Pengereman yang aman juga perlu ditunjang dengan kondisi ban yang prima, karena ban berperan penting menjaga traksi dan stabilitas kendaraan di berbagai situasi jalan," tutup Apriyanto.
| Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR