Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Geger Narasi Pemerintah Kantongi 40 Persen Dari Penjualan Mobil Baru, Begini Hitungannya

Irsyaad W - Jumat, 24 Oktober 2025 | 12:05 WIB
Mitsubishi Destinator GLS di GIIAS 2025.
Rayhan Haikal/GridOto.com
Mitsubishi Destinator GLS di GIIAS 2025.

GridOto.com - Geger kabar yang bernarasi Pemerintah kantongi 40 persen dari penjualan mobil baru.

Diskusi ini ramai di media sosial X (dulu Twitter) dengan pembahasan soal pajak pembelian mobil baru.

Kabar itu disampaikan akun X @blaugr*** menyebut pemerintah memperoleh 40 persen dari setiap transaksi pembelian mobil baru oleh masyarakat.

"Fun fact! Ternyata setiap pembelian mobil baru oleh rakyat, pemerintah dapat 40 persen," tulis akun tersebut, (19/10/25).

Unggahan yang sudah ditonton lebih dari satu juta kali itu langsung menuai banyak komentar dari warganet yang penasaran akan kebenarannya.

"Serius? Kalau benar, tolong rinciannya," tulis akun @rizalnur**.

"Faktanya, yang bisa beli mobil itu kelas menengah atas, dan pajaknya nanti jadi subsidi ke warga miskin," ujar @matame**.

Baca Juga: Semua Baru Sadar, Ternyata Pajak Kendaraan di Indonesia Paling Mahal Sedunia

Suzuki Fronx
Panji Nugraha/GridOto
Suzuki Fronx

"Aslinya banyak barang luar negeri murah, tapi pajaknya aja yang nggak masuk akal," tambah @buahma**.

Lantas, benarkah pemerintah mendapatkan 40 persen dari harga mobil baru lewat pajak pembelian?

Klaim pemerintah memperoleh 40 persen dari total harga mobil baru melalui pajak ternyata tidak sepenuhnya benar.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Rosmauli menjelaskan, tidak ada ketentuan yang menyebut pemerintah mendapat 40 persen dari setiap transaksi pembelian mobil baru.

Ia menegaskan dalam pembelian mobil, masyarakat hanya membayar dua jenis pajak utama, yakni Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

"PPN dikenakan dengan tarif sebesar 12 persen sementara PPnBM dikenakan dengan tarif sebesar 10 persen hingga 125 persen," ujar Rosmauli saat dikonfirmasi, (22/10/25) melansir Kompas.com.

Pajak Pertambahan Nilai sebesar 12 persen dari dasar pengenaan pajak, ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Baca Juga: Kita Diketawain Tetangga, Segini Banyak Selisih Pajak Kendaraan di Malaysia dan Indonesia

Innova Zenix di Mall Kasablanka
Adam samudra
Innova Zenix di Mall Kasablanka

Sementara, lanjut Rosmauli, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif bervariasi antara 10 persen hingga 125 persen, tergantung pada jenis, kapasitas mesin, dan kategori mobil yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019 yang telah diubah dengan PP Nomor 74 Tahun 2021.

Dengan kata lain, persentase pajak yang dibayarkan tidak bersifat tunggal dan tidak otomatis mencapai 40 persen dari harga mobil.

Nilainya bisa jauh di bawah atau bahkan mendekati angka tersebut, tergantung pada jenis kendaraan dan kebijakan tarif yang berlaku.

Rosmauli menegaskan, informasi seperti dalam unggahan di media sosial perlu diluruskan agar masyarakat tidak salah paham mengenai struktur pajak kendaraan baru.

"Perlu kami luruskan bahwa dalam setiap transaksi pembelian mobil baru dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dengan ketentuan tersebut," tandasnya.

Editor : Dida Argadea

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa