Menurut Seto, korban yang takut lebih mudah diintimidasi sehingga motor bisa dibawa kabur.
"Mereka lebih senang menyasar pengendara yang sedang sendiri agar mudah dibohongi dan tak berani melawan," tambah Seto.
Para pelaku mengaku, tak pernah menyasar korban yang berboncengan, karena takut aksi penipuannya terbongkar dan mendapat perlawanan.
Ketika melakukan aksi, ketiga pelaku memiliki peran berbeda. I berperan sebagai joki motor, YS membuka percakapan dan meyakinkan korban bahwa motornya memiliki tunggakan cicilan.
Serta pelaku YS juga pura-pura mengajak korban ke kantor leasing untuk konfirmasi cicilan.
Pelaku lain, F, bertugas mengambil identitas atau barang korban seperti KTP, SIM, dan STNK.
Baca Juga: Martabat Polisi Dilecehkan Debt Collector, Mapolda Lampung Diobok-obok Demi Tahan Pajero Sport
"F pelaku berperan mengambil identitas korban atau barang milik korban, seperti KTP, SIM, hingga STNK," tutur Kiki.
Kemudian, ketika dalam perjalanan dan sampai di flyover Kelapa Gading atau Cempaka Putih, F sengaja pura-pura menjatuhkan identitas korban ke jalan.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR