GridOto.com - Satu unit Suzuki Carry Futura jadi api unggun besar di tepi jalan wilayah Purworejo, Jawa Tengah.
Api iba-tiba muncul saat pengemudi menepikan mobil ke bahu jalan untuk mengotak-atik mesin.
Diketahui, Carry Futura nopol AA 1643 CJ itu terbakar di Jalan Raya Purworejo–Jogja Km 6, tepatnya di Desa Cengkawak, Banyuurip, Kabupaten Purworejo, (18/9/25) malam.
Saat insiden terjadi, Carry Futura tersebut dikemudikan Wijo (38), warga Desa Gebang, Kecamatan Gebang, Purworejo yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang bersama tiga kerabatnya usai membesuk saudara di Yogyakarta.
Beruntung, tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Peristiwa tersebut diduga akibat korsleting listrik pada mesin mobil.
Menurut keterangan Wijo, mobil yang dikemudikannya sempat mogok sekitar pukul 20.30 WIB.
Baca Juga: Kabin Suzuki Carry Meledak Hebat di Situbondo, Warga Sering Lihat Pemilik Beli Bensin Banyak
Ia kemudian menepi ke bahu jalan untuk memeriksa mesin.
Namun, tak lama setelah cover mesin dibuka, muncul percikan api yang dengan cepat membesar hingga melalap seluruh bodi mobil.
"Iya, pas saya betulin mobil yang mogok tiba-tiba keluar percikan api. Saya panik, coba siram dengan air, tapi api malah makin besar," ungkap Wijo.
Kejadian itu sempat membuat panik warga sekitar yang langsung melaporkan ke petugas pemadam kebakaran.
Kepala Regu Pemadam Kebakaran Purworejo, Tri Puji, menjelaskan pihaknya menerima laporan dari warga melalui pos jalur selatan Purwodadi.
Tim damkar kemudian menerjunkan delapan personel dengan dua unit mobil pemadam ke lokasi.
"Api berhasil dipadamkan setelah kurang lebih 30 menit. Dugaan sementara memang akibat korsleting listrik pada mesin," jelas Tri Puji.
Baca Juga: Carry Jadi Rongsokan Sepulang Dibuat Jualan, Kecurigaan Sopir Benar
Akibat kebakaran ini, Carry Futura milik Wijo hangus tak bersisa.
Kerugian materiil ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Sementara itu, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab pasti kebakaran.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR