"Cabang-cabang industri yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu tetap harus dikontrol oleh negara. Supaya apa? Semuanya baik," lanjutnya.
Ia juga menambahkan, koordinasi antara perusahaan swasta dengan Pertamina sudah dilakukan, termasuk melalui Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung.
"Tapi nanti saya akan mengecek perkembangan terakhir dari tim yang kemarin saya bentuk untuk mengatasi," pungkas Bahlil.
Sebelumnya, Yuliot mengungkapkan salah satu alasan pasokan di SPBU swasta bisa tertekan adalah karena adanya peningkatan permintaan setelah Pertamina menerapkan QR Code pada pembelian BBM subsidi, Pertalite.
"Ini kan Pertamina mewajibkan menggunakan QR Code, sementara masyarakat, karena itu perlu mendaftar, kemudian mereka juga mungkin cc kendaraannya tidak sesuai, sehingga terjadi shifting yang tadinya dari subsidi, Pertalite, menjadi non-subsidi," ujarnya dalam kesempatan terpisah.
"Sehingga ada peningkatan permintaan (terhadap BBM swasta)," lanjut Yuliot.
Baca Juga: Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Bahlil Tiba-tiba Nyeletuk Suruh Beli ke Pertamina
Menurut perhitungannya, kebijakan QR Code telah mendorong peralihan konsumsi Pertalite ke BBM non-subsidi hingga 1,4 juta kiloliter (KL).
"Jadi itu yang menyebabkan ada peningkatan permintaan (BBM) untuk badan usaha swasta," kata Yuliot.
Untuk mengatasi kelangkaan pasokan, pemerintah menyiapkan penyesuaian alokasi BBM antara SPBU swasta dan Pertamina.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR