Faktanya, pada satu momen Aldeguer bahkan mencatat waktu setengah detik lebih cepat per lap dari Marquez.
Untungnya, pengalaman berhasil membawa Marquez menang berkat strateginya yang cerdas.
Marquez sendiri mengakui bahwa ia sudah menganalisis data Aldeguer sehari sebelumnya.
Dari analisis tersebut, ia menyadari bahwa ada yang berbeda dari Aldeguer, dan itu tak dimiliki oleh pembalap lain.
“Saat itu saya mulai agak khawatir, karena kemarin kami menganalisis para pembalap Ducati, dan dia adalah satu-satunya yang bisa menjaga kondisi ban lebih baik,” jelas Marquez.
Diketahui bahwa di pertengahan balapan Marc sengaja mengendurkan serangan untuk menghemat ban belakang.
Strategi ini terbukti jitu, karena cara itu ternyata terpakai untuk menghadapi ancaman tak terduga dari Aldeguer.
Hasilnya Marc bisa menekan di beberapa lap terakhir dan menjaga jarak dari Aldeguer.
Kemenangan ini juga memperlebar keunggulannya di klasemen menjadi 142 poin, membuktikan dominasinya di musim 2025.
Aldeguer sendiri mengakui bahwa ia merasa balapan itu sangat mudah karena ia berhasil mengelola ban dengan baik sejak awal.
Ia bahkan sempat berpikir untuk meraih kemenangan.
“Ketika saya berada di belakang pembalap lain di awal balapan, saya selalu mencoba menyalip dan saya bisa melakukannya dengan mudah,” kata Aldeguer, masih dari Crash.net.
Namun, ia menyadari bahwa melawan pembalap sekelas Marquez tidaklah mudah.
"Tapi tentu saja, melawan Marc itu tidak mudah. Dia sedang dalam performa luar biasa," imbuhnya.
Akhirnya, Marquez berhasil finis pertama dengan selisih 1,118 detik dari Aldeguer yang mengamankan posisi kedua.
Kemenangan ini membuktikan bahwa meskipun talenta muda seperti Aldeguer memiliki kecepatan luar biasa, pengalaman dan strategi yang matang tetap menjadi kunci penting untuk meraih kemenangan di MotoGP.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR