Itu pun total impornya tidak signifikan, misalnya Neta yang hanya 260 unit atau 0,3 persen.
Sementara MG lebih baik dengan 937 unit atau 0,7 persen.
Baru pada tahun 2024, produsen-produsen China mulai bermunculan dengan jumlah impor yang sangat signifikan.
Nama-nama seperti BYD, AION, BAIC, Haval hadir, bahkan di tahun pertama impornya BYD melesat di posisi kedua terbanyak setelah Toyota.
Di tahun itu BYD mengimpor sebanyak 16.767.
Pada tahun ini, tercatat selama 1 semester BYD sudah mengimpor sebanyak 13.560 unit.
Diikuti oleh AION di posisi ke-6 dengan 2.705 unit.
Jumlah yang sangat signifikan ini, didominasi oleh kendaran listrik.
Hal ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 10 Tahun 2024.
Dimana dalam aturan tersebut diberikan kemudahan berupa insentif 0 persen
Tarif bea masuk tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2025.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR