GridOto.com - Pemakaian cairan anti bocor buat ban memang menawarkan kepraktisan.
Sebab ketika ban motor tertusuk paku, tinggal dicabut saja pakunya maka ban tidak bocor karena otomatis akan tertambal oleh cairan.
Namun dibalik kepraktisannya, ternyata ada beberapa kekurangan atau efek negatif yang muncul saat pakai cairan anti bocor di ban.
"Cairan penambal ban otomatis itu lama-lama akan kering," buka Albert, Pemilik bengkel spesialis stel pelek, Rim Motor Service kepada GridOto.
Baca Juga: Beli Mobil VinFast di GIIAS 2025, Gratis Modif Pelek Sampai Voucher Liburan
Efek negatifnya baru terjadi saat cairan ini mulai kering.
"Kita bicara jangka panjang ya, misalnya di atas 5 bulan pemakaian," wanti Albert.
"Sering kejadian cairan penambal ban otomatis ini kering dan sisa serbuk-serbuknya saja di dalam ban," tambahnya.
Nah, serbuk-serbuk dari cairan anti bocor ini sering menyumbat pentil ban.
Baca Juga: Sering Dianggap Sepele, Ini Penyebab Pelek Jari-jari Gampang Putus
"Pada ban tubeless sering nyumbat bagian dalam pentilnya," jelas Albert.
Dalam kondisi ini menurut Albert akan merepotkan bikers.
"Kalau sudah nyumbat pentil, angin di dalam ban enggak bisa keluar," yakinnya.
"Begitu juga sebaliknya, tekanan angin ban juga tidak dapat ditambahkan jika ban kempes," tambah Albert.
Jika ban motor kalian sudah mengalami hal yang serupa, solusinya hanya bongkar ulang.
"Supaya kembali normal solusinya mesti bongkar total, harus dibersihkan lagi," tutupnya saat ditemui di Jalan Pindahan No.4, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
Apabila terpaksa pakai cairan anti bocor lakukan kuras tekanan angin secara berkala.
Lakukan setiap 1 sampai 2 minggu sekali agar pentil ban tidak tersumbat.
Selain itu, cairan anti bocor juga enggak bisa digunakan selamanya.
Lakukan pengurasan cairan anti bocor setiap 2 bulan sekali.
| Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR