“Ini juga tercermin dari tingginya penerimaan terhadap Kijang Innova Zenix HEV, yang menjadi salah satu referensi penting bagi kami dalam mengembangkan model-model Hybrid ke depannya,” katanya.
Raize sendiri saat ini masih tersedia dalam dua pilihan mesin konvensional, yakni 1.0L turbo dan 1.2L naturally aspirated.
Toyota menilai keduanya masih cukup efisien di kelasnya.
Namun, melihat tren elektrifikasi yang terus berkembang dan makin luasnya segmen yang terjamah teknologi hybrid, potensi Raize Hybrid di masa depan tetap terbuka.
Di sisi lain, sinyal kemunculan Veloz Hybrid makin kuat.
Kode W102RE yang mengarah pada model hybrid telah terdaftar di Samsat DKI Jakarta, dengan tipe 1.5 Q HV CVT dan 1.5 Q HV CVT TSS.
Kode ini diyakini sebagai varian hybrid dari Veloz, berbeda dari kode W101RE yang digunakan untuk model bermesin konvensional.
Besar kemungkinan Veloz Hybrid akan mengadopsi mesin 1.500 cc Atkinson Cycle yang sama seperti di Yaris Cross Hybrid, dikombinasikan dengan motor listrik bertenaga 80 PS dan torsi 141 Nm, serta baterai lithium-ion 0,7 kWh.
Menyoal harga, Veloz Hybrid diprediksi akan tetap kompetitif, apalagi jika mendapatkan insentif PPnBM 3 persen untuk mobil hybrid yang berlaku di Indonesia.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR