GridOto.com- Fast charging memang jadi solusi cepat saat baterai mobil listrik hampir habis.
Tapi di balik kepraktisannya, ternyata metode pengisian daya ini punya risiko terhadap umur baterai.
Menurut Suratman Muid, Servis Manager Wuling Harmoni, proses pengisian daya yang terlalu cepat bisa memicu peningkatan suhu.
“Karena semakin cepat pengisian daya, baterai cepat panas. Nah, itu ngaruh kan ke kondisi baterainya,” ujar Suratman.
Baca juga: Baru Ngeh, Ini Beda Standar dan Ultra Fast Charging di SPKLU PLN
Panas berlebih ini bisa memicu penurunan kualitas pada sel-sel baterai secara perlahan.
“Sel-sel di baterai itu akan rusak atau degradasi karena panas berlebih. Nah, itu yang bikin daya baterai mobil listrik berkurang,” jelasnya.
Meski sistem pendinginan baterai sudah cukup canggih, fast charging tetap memberi tekanan lebih besar dibanding metode biasa.
Itulah kenapa pabrikan biasanya menyarankan menggunakan charger bawaan sebagai metode pengisian utama.
“Jadi lebih baik pakai charging yang diberikan pabrikan akan lebih aman, karena sudah disesuaikan sama spesifikasi baterai mobilnya,” lanjutnya.
Baca juga: Biar Lebih Awet, Begini Cara Mudah Merawat Baterai Mobil Listrik
Selain menghindari panas berlebih, menjaga level daya baterai juga penting untuk usia pakainya.
“Biar awet, baterai itu tidak disarankan di bawah 20%, karena akan berpengaruh ke usia baterai. Jadi sebelum 20% sudah harus dilakukan charger kembali,” tambah Suratman.
Dengan penggunaan dan pengisian yang lebih bijak, performa baterai bisa tetap stabil dan tidak cepat mengalami penurunan.
| Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR