GridOto.com- Penjualan motor listrik (Molis) anjlok hingga 80 persen.
Angka ini diungkap Budi Setiyadi, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Asmoli).
"Hingga quarter 1 2025 hanya terjual 2.000 unit, penurunan 70-80 persen dibanding tahun sebelumnya," ungkap Budi Setiyadi.
Menurutnya salah satu penyebab turun drastisnya penjualan motor listrik karena ketidakjelasan aturan insentif Rp 7 juta untuk Molis.
"Konsumen menahan untuk membeli motor listrik baru," ungkapnya.
Namun, penyebab utama yang tidak terlihat menurut Yuswohady, Pakar Pemasaran bukan insentif.
"Penyebab utamanya karena the big 3 pemain motor setengah hati dalam proyek motor listrik," katanya.
Ketiga produsen itu disebut Yuswohady dalam akun instagramnya adalah Honda, Yamaha dan Suzuki.
Baca Juga: Motor Listrik Tyranno Resmi Meluncur, Tampilan Adventure, Harga Cuma Segini
"Mereka ngerem masuk ke molis karena ingin melindungi dominasi pasar yakni 95 persen," bilangnya.
Harus dipahami industri sepeda motor bukan hanya jualan unit saja.
Akan tetapi, terkait dengan ekosistem yang sudah dibangun puluhan tahun.
"Ekosistem 3S yang sudah dikembangkan produsen lama ini sudah sangat mapan," kata Yuswohady.
Pemilik Honda BeAT atau Yamaha Mio di daerah terpencil tidaj kuatir terhadap penggantian spare-part apabila alami kerusakan.
Nah, ekosistem yang terbentuk ini memiliki jumlah pihak yang bergantung padanya.
Mekanik, penjual spare-part, jaringan bengkel, ada jutaan pekerja yang terkait dengan rantai pasok industri ini.
Pabrikan Jepang ini bukannya tidak memiliki teknologi dan unit molis.
Honda misalnya sudah meluncurkan EM1 e dan Yamaha E01.
Namun terlihat keduanya masih terbatas dan ada kesan memang ditahan.
"Mereka (Honda, Yamaha, Suzuki) tak mau bunuh diri," tutup Yuswohady.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR